• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Academic Profile

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Tag Archives: Government

Sri Mulyani

05 Wednesday May 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

Asia, Government, indonesia, Robert Zoellick, Sri Mulyani, Sri Mulyani Indrawati, World Bank, World Bank Group

“I am delighted to announce the appointment of Sri MulyaniIndrawati. She has been an outstanding finance minister within-depth knowledge of both development issues and the role of theWorld Bank Group,” said World Bank president Robert Zoellick.”As a member of the Senior Team she will play a key role inhelping to lead the bank as we move to strengthen client support,implement our reform programme and anticipate future challenges.”In a World Bank press release Indrawati said: “It is a greathonour for me and also for my country to have this opportunity tocontribute to the very important mission of the bank in changing theworld”. (AFP)Inilah perkembangan terbaru di tengah sorotan publik terhadap kinerja pemerintah. Sri Mulyani ternyata orang yang dihargai di luar negeri karena prestasinya mengendalikan Indonesia agar tidak terseret krisis finansial tahun 2008.Sungguh ironis dengan pandangan para politisi DPR yang sebagian seperti pintar mencecar Sri Mulyani ketika Pansus Century digelar. Sekarangpun ada anggota DPR yang mencak-mencak karena Sri Mulyani mendapat kehormatan duduk di sebuah lembaga seperti World Bank.Mungkin posisi itu tidak menjadi pikiran sebagian politisi namun jelas bahwa Sri Mulyani naik tangga ke pentas dunia, tidak hanya sebatas antara gedung Kementerian Keuangan dan Gedung DPR atau Istana. Ada gawean lebih besar yang bisa memperlihatkan bersinarnya ilmu Sri Mulyani.Diakui atau tidak, Sri Mulyani memang menguasai subjek yang dipegangnya. Dia dikenal mendorong pemerintahan bersih dan sebagai ilmuwan tentu melihat segala sesuatu dengan kaca mata ilmiah. Dia tidak hanya birokrat tetapi juga seorang yang mampu melihat persoalan lebih jelas dan komprehensif.Apapun pandangan terhadap Sri Mulyani, meski ada segi-segi lemah seperti mempromosikan neo liberalisme yang bertentangan dengan semangat kerakyatan dalam konsep ekonominya, namun demikian dia juga bukan seorang penganut paham Barat membabi buta. Ada sisi-sisi yang mungkin diharapkan dari lembaga Barat ini untuk memahami perilaku negara berkembang yang kadang-kadang aneh dan kekanak-kanakan. Diperlukan bantuan orang yang duduk di dua dunia sehingga bisa melihat persoalan negeri-negeri miskin ini lebih jernih.

Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Kerakusan manusia (Indonesia)

09 Friday Apr 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

Asia, Government, indonesia, pegawai negeri, Sumatra

Jakarta, the capital of Indonesia and the coun...
Image via Wikipedia

Di negara-negara maju (baca Barat) korupsi merupakan sebuah fenomena yang tidak lagi mendominasi penyelenggaraan negara. Korupsi bisa ditekan sampai sangat kecil sehingga alur anggaran negara bisa terawasi dan pajak disalurkan untuk kepentingan umum.Di negara-negara yang baru maju seperti Indonesia, sebagian pegawai negeri di perbankan, BUMN, departemen, lembaga penegak hukum masih kehausan untuk mengisi kantungnya demi penampilan makmur di depan umum. Seolah-olah ingin menghapus kesan bahwa pegawai negeri itu miskin. Oleh sebab itulah setiap kesempatan digunakan untuk memperkaya diri. Bahkan tabungan dan deposito serta harga bergerak atau tidak bergerak lainnya disembunyikan dari pantauan umum, bahkan mungkin dari pengamatan rekan sekantor.Sifat rakus inilah yang kemudian menghancurkan sendi-sendi kepercayaan terhadap negara. Sifat ingin kaya dengan jalan pintas melalui jabatannya itulah yang membuat jurang kaya miskin semakin sulit dipersempit. Budaya manusia yang rakus inilah yang membuat negeri yang makmur ini miskin secara menyeluruh tetapi sebagian kecil kaya dan bahkan superkaya dari pendapatan yang tidak jelas dan kadang-kadang suram.Sistem pemeriksaan kekayaan yang sudah mapan di negara maju menyebabkan lubang untuk menyembunyikan kekayaan semakin kecil. Sebaliknya di negeri seperti Indonesia, orang bisa saja kaya dari pemasukan yang tidak jelas, tanpa ada sanksi hukum. Bahkan malangnya petugas hukum juga ikut bermain, menikmati kekayaan haram yang mungkin akan dinikmati juga oleh keturunannya.Sifat rakus manusia sebenarnya sangat universal. Tidak hanya di negeri miskin tetapi juga di negeri kaya. Bedanya pengawasan masyarakat dan rasa risi masyarakat yang menyebabkan tertunda untuk ikut menikmati sesuatu yang bukan haknya.Jika masyarakat juga sudah menjadi pengontrol orang-orang seperti Gayus Tambunan maka akan lebih kuat dari hanya sekedar pengawasan hukum. Dengan alam demokrasi seperti ini memungkinkan untuk mengawasi para penyelenggara negara yang rakus menghabiskan harta negeri ini.Beberapa indikasi bahwa manusia sama dimana-mana terhadap dunia terlihat dari ungkapan Ali Imran : 14Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).Dengan menumpuk harta ini mereka berharap bisa memberikan kebahagiaan. Sebagian diantaranya malah menumpuk harta dengan jalan menyalahgunakan jabatannya sadar atau tidak sadar.Namun jika kita melihat fenomena koruptor yang sengaja mengumpulkan kekayaan dengan haram maka mereka akan berakhir dengan nasib nista di dunia. Dengan deposito puluhan miliar dan mobil serta rumah mewah, ketika Allah membukakan aibnya sebagai sebuah pelajaran maka jelas dia akan terpental ke jurang terbawah dan dihinakan di dunia, apalagi nanti di akhirat.Tidak hanya itu dalam kasus Gayus, petugas pajak dimanapun, terkena getahnya baik yang jujur maupun yang juga korup. Baik yang mantan maupun yang masih aktif. Inilah sebuah pelajaran penting bahwa jika Allah membukakan keburukan kita maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya meskipun bermodalkan kekuasaan dan uang. Wallahu’alam bisawab.

Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Book on Indonesia Foreign Policy

29 Monday Mar 2010

Posted by Setiawan in Archives, Foreign Policy

≈ Leave a comment

Tags

Asia, Government, indonesia, International relations, Islam, politics, Suharto

Islam in Indonesian Foreign Policy: Domestic Weakness and Dilemma of Dual Identity by Rizal SukmaAs a home to more than 180 million Muslims, Indonesia is the largest Muslim country in the world. However, the identity of the Indonesian state has never been defined in terms of Islam. In fact, tension in hte relationship between Islam and hte state has been evident since Indonesia’s independence in August 1945 and this tension stems from the dilemma of a dual state identity as Indonesia defines itself as neither theocratic nor secular. This makes the role of Islam in Indonesian politics and foreign policy a complex one.This work examines the origins of dual state identity and how it has affected the political dynamics in Indonesia, both in domestic and foreign policy. Although Islam is the majority religion in Indonesia, this book suggests tha contrary to what might be expected, Islam has not played a dominant role in the country’s post-independent politics and policy making. However, sicne the fall of military-backed Suharto’s government in May 1998, Islam has become a potent political force in Indonesia. With the revival of Islam, politics and policy-making in Indonesia has increasingly been subject to influences from political Islam. This book considers for hte first time whenter such influence has also been exerted upon the coutnry’s foreign policy. Rizal Sukma suggests that the role of Islam in foreignpolicy has always been as secondary one, arguing that the dilemma of dual identity and domestic weaknesses set the limits within which Islam can be expressed in foreign policy.This book will provide a useful resource to all those with an interest in the role of Islam in International Politics as well as students of Asian and Religious studies.Sources InternetRead More

Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...
← Older posts

Recent Posts

  • Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan
  • Statecraft 3.0: AI dan Masa Depan Diplomasi
  • Perang Dagang Amerika-China 2025: Analisis Implikasi terhadap Ekonomi Asia Tenggara
  • Strategi Palestina Pasca Pengakuan Internasional
  • Perjuangan Palestina: Dari Pengakuan ke Kedaulatan Efektif

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Academic Profile
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

  • Subscribe Subscribed
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...
 

    %d