Tags

, , , , , , ,

Aksi dan rencana aksi teror tampaknya belum berhenti sejak bom Bali 2002. Bom dahsyat yang menelan korban lebih dari 200 orang sepertinya tidak membuahkan apa-apa kecuali korban, kesedihan dan mungkin balas dendam baru. Setelah para pelaku sebagian tertangkap mengaku, diadili dan dieksekusi, tampaknya masih terus saja tumbuh gagasan dan kelompok yang mendukung tindakan kekerasan.Inikah ajaran Islam? Diskusi sudah lama berlangsung mengenai soal ini namun jelas bahwa di jaman Nabi Muhammad tidak ada contoh ketika masyarakat Islam dianiaya bahkan dibunuh kemudian diperintahkan melakukan teror dan pembunuhan. Islam yang asal katanya peace dan selamat jauh sekali dengan gagasan dan aksi pendukung tindak terorisme.Saat Nabi Muhammad nyaris meninggal ketika Perang Uhud, tidak ada balas dendam mengirimkan pasukan khusus membunuh pentolan kaum Musyrikin. Tidak ada pertumpahan darah kecuali untuk membela diri dari ancaman musuh.Saatnya kita semua umat Islam merefleksikan nilai-nilai luhur bukan dalam bentuk kekerasan dan saling membunuh.Di Aceh saat ini memprihatinkan bahwa saling membunuh dengan alasan apapun sedang berlangsung. Seperti lingkaran setan ketika seseorang terbunuh maka akan ada balas dendam, akan ada pembalasan sakit hati.Jika kekerasan ini dibiarkan maka bangsa Indonesia akan penuh dengan dendam kesumat. Seruan untuk jihad diartikan sebagai qital sehingga kontesknya menjadi kabur. Jihad sebagai sebuah kalimah suci kemudian tercemar karena menafsirkan untuk paham politik sendiri.Islam menyebar tidak dengan teror, tidak dengan pedang namun dengan Rahmat.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍDan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Jadi ahlak yang mulia lah yang seharusnya di depan bukan ancaman dan kekerasan.Bagaimana perubahan yang terjadi dalam alam fikiran mereka yang terlibat perlawanan dengan Barat khususnya Amerika bahkan pernah ditahan di Guantanamo, terdokumentasikan dalam buku terbaru yang sekarang mendapat perhatian My Life with the Taliban karya

Mullah Abdul Salam Zaeef yang menuliskan kenyataan di Afghanistan.  Seperti dikutip majaah TIME dia mengatakan: conflict in Afghanistan will have to be settled through negotiation. “I believe that is the only solution,” Zaeef tells TIME. “You are fighting an ideology. You kill one man, and his two brothers will join the Taliban.”

Inilah sebuah kenyatan baru bahwa dialog merupakan kunci penting untuk menuju perdamaian. Bahwa ideologi kekerasan tidak begitu mudah dibasmi tetapi kekerasan bisa dikurangi. Dialog adalah juga kunci mencegah teror subur di Indonesia.
Reblog this post [with Zemanta]