Tags
Oleh Asep Setiawan
I. PENDAHULUANKehadiran Inggris di Hongkong selama 150 tahun memiliki sejarah yang panjang.Pelacakan terhadap kehadiran salah satu negara Eropa di tanah Asia ini menunjukkan betapa sejak abad ke-19 negara-negara Eropa sudah aktif di kawasan ini. Sebagian besar motivasinya adalah ekonomi karena mereka telah mengalami revolusi industri, tapi sebagian lagi adalah untuk mencari wilayah jajahan atau pasar untuk barang-barang dagangannya.Peristiwa penyewaan Hongkong oleh Inggris pada abad ke-19 itu berakhir pada akhir abad ke-20. Dalam rentang waktu yang panjang itulah, Hongkong telah menjadi sebuah sentra finansial dan perdagangan jasa yang sangat penting di Asia Timur. Selama masa Perang Dingin, Hongkong juga menjadi jendela Cina untuk menengok ke dunia luar.Tulisan ini akan berusaha mengulas secara singkat proses peralihan Hongkong ke tangan Cina lebih dari 100 tahun silam serta kejadian-kejadian yang mendahuluinya. Mundurnya Inggris dari Cina 30 Juni lalu disambut oleh pemerintah Cina yang merasa berhak atas Hongkong meskipun 100 tahun lalu pemerintahan sekarang belum terbentuk. Namun adanya kesamaan sejarah antara kedua wilayah itu menyebabkan penyerahan itu menjadi penting dalam sejarah Asia.II. BERMULA DARI PERANG CANDUPada saat bendera Inggris berkibar di tanah Hongkong sekarang, tepatnya di Queens Road West 21 pada Januari 1841, hanya sejumlah tentara Inggris yang menyaksikannya. Namun ketika Union Jack diturunkan 30 Juni 1997 tengah malam, sedikitnya 8.000 wartawan dan 4.000 tamu undangan serta jutaan mata, menyaksikan lewat televisi akan menikmati peristiwa historis akhir abad ini.Bagi Inggris, peristiwa ini merupakan perpisahan menyedihkan, karena sejak tahun 1980-an sudah ada usaha untuk memperpanjang sewa Hongkong yang kini sudah jadi “Mutiara dari Timur”. Penyerahan ini berarti berakhirnya imperium Inggris di Asia Timur.Namun bagi Cina, penyerahan ini adalah peristiwa yang ditunggu-tunggu. Deng Xiaoping, sebelum meninggal Februari lalu, masih ingin datang ke Hongkong menyaksikan harta yang diterima dari penyewanya. Tanah yang diterima itu bukan bukit gundul dan gersang, tapi berisi hutan beton dengan aset bermilyar dollar AS.Hongkong bisa menjadi sebuah teritori yang tergolong sukses taklepas dari peran Inggris. Para pengembara dan pengusaha Inggris datang ke kawasan ini karena bisnis. Bisnis yang paling menguntungkan awal abad ke-19 itu adalah Candu.Ketika film Perang Candu diputar di Beijing Juni lalu, sejumlah orang menangis karena sedih, kesal, gemas dan menyesal. Kesal karena Hongkong disewakan ke Inggris akibat tekanan seusai Perang Candu itu.Karena itu, timbul kemarahan, seharusnya Hongkong itu milik Cina, bukan Inggris, dan tak ada lagi negara lain yang berhak menguasai serta mengatur seenaknya. Hongkong adalah bagian dari Cina dan kenyataan itu tak bisa diubah lagi. Ulah negara-negara Barat yang membagi-bagi Cina seperti kue tak boleh terjadi lagi.III. DAGANG CANDU Seorang sejarawan Inggris, Paul Johnson dalam artikelnya A Contrarian View of Colonialism (1997) menuturkan awal meletusnya Perang Candu (1839-1842). Pedagang Inggris datang ke Cina untuk membeli teh dan kain sutera. Namun dari Cina sendiri tak mau membeli sesuatu dari Inggris.Opium, tulis Johnson, adalah barang yang sudah lama dinikmati rakyat Cina jauh sebelum kedatangan Inggris. Karena itu, orang Barat memilih menjual opium, meski tidak sepenuhnya legal. Opium itu antara lain didatangkan dari India.Saat pemerintah Cina berusaha menghentikan perdagangan opium, tulis Tsna Tak-sing editor harian pro Cina Ta Kung Pao, pecahlah Perang Candu. Akibat perang itu, Dinasti Ching dipaksa menandatangani Perjanjian Nanking, tahun 1842, dengan menyerahkan Hongkong kepada Inggris. Saat itu penduduk Hongkong 19.000 jiwa termasuk 600 orang Eropa. Penjual opium sebanyak 131 perusahaan.Insiden ini merupakan awal munculnya serangkaian perjanjian yang merugikan Cina, yang dipaksakan Barat, di antaranya perjanjian hubungan Sino-Inggris yang menghapus Cohong (lusinan perusahaan Cina) yang memonopoli perdagangan asing di Canton.Begitu luasnya negeri Cina, tak ada satu negara pun bisa menguasainya. Pada akhir abad ke-18, sejumah wilayah disewakan berdasar Konvensi Peking Kedua kepada Inggris selama 99 tahun sejak Juni 1898. Kawasan ini disebut New Teritories, termasuk di dalamnya Kowloon dengan luas 365 mil persegi.Candu diperdagangkan oleh Barat saat masuk Cina, sedikitnya karena dua alasan. Pertama, bisnis. Candu adalah barang yang laku di pasaran. Banyak orang Cina membelinya sehingga menguntungkan. Alasan kedua, secara tak langsung Barat ingin tetap mempertahankan agar Cina lemah. Pandangan ini sangat kuat di pihak Cina. Perdagangan candu bermotifkan kolonialisme. Sedangkan penjajahan bisa bermotif dagang atau kekuasaan. Itulah yang dilakukan Inggris pula.IV. BASIS PERDAGANGANBagi Inggris, seperti dicatat Norman Miners dalam The Government and Politics of Hongkong (1995), menduduki Hongkong diperlukan sebagai basis perdagangan dengan Cina. Para pedagang Inggris yang melakukan bisnis di Guangxhou, dibatasi dan diperlakukan dengan ketat oleh para pejabat Cina. Selain itu, Hongkong diperlukan untuk tempat di mana mereka bisa berlabuh, memperbaiki kapal dan menyimpan barang dengan aman.Pulau Hongkong menawarkan berbagai kemungkinan, yaitu memiliki pelabuhan dengan laut yang dalam. Pelabuhan ini diperlukan untuk berlabuh kapal-kapal besar. Ada keuntungan lain, pulau ini nyaris kosong karena penduduk Cina tak begitu banyak.V. BASIS MILITER Sudah menjadi asumsi lama, perdagangan bisa lancar bila para pengusaha dan jalur bisnis dapat jaminan keamanan. Hongkong bagi Inggris adalah pangkalan yang tepat bagi Angkatan Laut Kerajaan Inggris serta markas tentara. Tentara Inggris yang ditempatkan di koloni ini bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan Hongkong, dan bila perlu bisa diterjunkan ke daratan Cina untuk membela kepentingan bisnisnya. Pernah terjadi, tentara Inggris dikerahkan untuk meredakan pemberontak Boxer tahun 1900. Mereka juga dikirim ke Shanghai untuk menghadapi kerusuhan. Besarnya garnisun tentara Inggris berbeda satu sama lain. Kadang-kadang diperkuat dengan tentara yang dikirim dari India.Sebuah kawasan yang luas di pusat Hongkong, dijadikan markas militer ketika pemukiman pertama di Hongkong dimulai tahun 1842. Hal yang sama dilakukan di Kowloon setelah secara permanen duduki tahun 1860. Sebuah galangan kapal angkatan laut juga dibangun pada abad ke-19, untuk memberikan fasilitas perawatan bagi kapal-kapal Angkatan Laut Inggris yang beroperasi di perairan Cina.Inggris tampaknya tidak cukup hanya dengan membangun pangkalan militer di Pulau Hongkong. Tampaknya diperlukan tambahan wilayah sebagai zona penyangga. Karena itu, benar apa yang dikatakan Norman Miners bahwa salah alasan utama mengapa perbatasan koloni Inggris diperluas tahun 1898 adalah untuk menjamin keamanan seluruh pantai utara dan daerah di sekitarnya. Wilayah itu menjadi jaminan untuk membangun pertahanan yang cukup bila ada serangan dari daratan.VI. KESIMPULAN Kombinasi antara posisi strategis untuk bisnis dan pertahanan yang cermat, menyebabkan nilai Hongkong makin tinggi. Selama Perang Dunia I, Perang Dunia II, Kemerdekaan Cina 1949, Perang Korea tahun 1950-an, Revolusi Kebudayaan tahun 1960-an dan akhirnya naiknya Deng Xiaoping di Cina daratan, Hongkong tetap bertahan.Pada era keajaiban ekonomi Asia Timur, Hongkong termasuk di dalamnya. Jika Hongkong “diasuh” Inggris sejak 155 tahun lalu, tidak demikian dengan Taiwan dan Korea Selatan yang diemong Amerika Serikat. Hubungan Hongkong dengan Inggris memang unik.Meski kata penjajahan lebih sering digunakan untuk menyebut kehadiran Inggris di Hongkong, tetapi bukti telah menunjukkan, penduduk Cina yang ada di Hongkong bisa berhasil. Tidak aneh timbul anekdot, penduduk Hongkong lebih betah di bawah Inggris daripada penguasa Beijing. Benar atau tidak gurauan itu, tak jadi soal, karena 1 Juli na
nti, bendera Inggris dan bahkan mata uang dengan gambar Ratu Elizabeth akan lenyap dari peredaran.Bukit gersang dan gundul ini sudah berubah menjadi hutan beton penuh gedung pencakar langit. Inggris juga meninggalkan sejumlah kebiasaan yang berbeda dengan Cina daratan. Misalnya, pengendara yang mengutamakan pejalan kaki, antre yang tertib di tempat apa pun apakah mau naik taksi, bus atau membayar rekening listrik.Bermula dari Perang Candu yang menyesakkan bangsa Cina, Hongkong yang disewa dulu dikembalikan dengan berbagai budaya dan kebiasaan ala Inggris yang tampak berbeda dari sebelumnya. Namun penilaian apakah lebih maju atau tidak, tergantung sepenuhnya siapa yang memberi penilaian.Gemerlap Hongkong dengan aset milyaran dollar akan menjadi milik Cina sepenuhnya. Agar tidak terjadi kekagetan di berbagai lapisan masyarakatnya dengan sistem komunis yang akan diterapkan, Cina mengizinkan sistem kapitalis tetap hidup selama 50 tahun mendatang. Suasana hati antara lega dan cemas, kini menghinggapi seluruh penduduk Hongkong karena belum pengalaman menghadapi penguasa dari Beijing. Mereka masih menunggu sesuatu yang belum pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Setiawan dan Rene L Pattiradjawane, Bermula dari Perang Candu, Kompas 29 Juni 1997Enright, Michael J., Etidh E. Scott and David Dodwell, The Hongkong Advantage. Hongkong: Oxford University Press, 1997Miners, Norman, The Government and Politics of Hongkong. Hongkong: Oxford University Press. 1995.Borthwick, Mark, Pacific Century: The Emergence of Modern Pacific Asia.Boulder:Westview Press, 1992.