Tags
Bogor, indonesia, Jabodetabek, jakarta, KRL, Stasiun Sudirman, Tangerang
- Image via Wikipedia
Beberapa hari ini Stasiun KRL Sudirman sudah berbenah diri. Tengok saja interior bagian depannya. Tampilan depan yang mencerminkan modern dan bergaya. Stasiun ini seperti siap menyambut kaum profesional yang setiap hari keluar masuk stasiun di pusat Jakarta ini.Berdasarkan perkiraan kasar pengguna jasa komuter Jakarta termasuk bus dan metromini mencapai 500.000 setiap hari. Gerakan manusia keluar masuk Jakarta ini terjadi setiap pagi dan sore. Jumlah ini diperkirakan akan terus membengkak seiring dengan pertumbuhan kota-kota satelit di Jabodetabek.Kehadiran kereta listrik merupakan sebuah keharusan untuk mengeluarkan penduduk sekitar Jakarta dari kemacetan dan waktu tidak produktif. Energi BBM yang terpakai juga akan berkurang jika sebagian besar sudah berkiblat kepada KRL. Sayangnya dorongan menggunakan transportasi publik di mata warga sekitar Jakarta masih kecil. Bandingkan kota-kota besar di negara maju sudah semuanya mengandalkan kereta bawah tanah dan juga di atas tanah (over ground).Jadi sebuah keharusan jika Stasiun Sudirman tidak hanya dipermak eksterior dan interiornya sehingga layak bagi penggunanya. Interior dan desain menggunakan tangga perjalanan sebuah terobosan luar biasa meskpun tentu sangat mahal perawatannya. Namun ini merupakan sebuah keputusan yang tepat karena setelah ini masih ditunggu gebrakan lainnya.Menjadikan Stasiun Sudirman sebagai pusat jaringan lalu lintas kereta metro merupakan sebuah impian ideal bagi siapapun. Dengan jalur menuju selatan, barat, utara dan timur yang relatif berkembang seharusnya ada satu strategi yang sudah bisa dipantau publik untuk menjadi stasiun ini tidak hanya berskala kecil dan mini. Bagaimanapun Stasiun Duku Atas, begitu panggilan akrabnya harus dikembangkan menjadi sebuah stasiun seperti Euston, Victoria atau Liverpool di London. Dia tidak hanya menghubungkan antar kota London tetapi juga menjadi titik pemberangkatan ke luar kota.Bayangkan jika Stasiun Sudirman ini menjadi sebuah pusat jaringan yang menghubungkan titik terdalam kota dengan titik terluar kota. Sudirman berbeda dengan Gambir. Sudirman banyak kelebihan dibandingkan Gambir. Lokasinya Sudirman di jantung pusat bisnis Jakarta sedangkan Gambir dekat pusat pemerintahan. Jika di masa depan bisa dikembangkan jaringan kereta listrik (ini istilah di Jakarta, sedangkan di London biasa digunakan underground atau tube yang semuanya menggunakan tenaga listrik) berpusat di Sudirman, akan ada banyak solusi lalu lintas tercapai.Kenyamanan yang masih bisa ditingkatkan sekarang untuk penumpang dari Serpong, Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang menjadi dasar bagi pengembangan moda angkutan massal yang efektif, nyaris bebas polusi dan modern. Jika pilihan terhadap pengembangan moda KRL ini diabaikan niscara dalam beberapa tahun ke depan, Jakarta akan menjadi lautan mobil dan motor.Energi listrik yang menggerakan KRL merupakan pilihan masa depan. Tinggal keputusan otoritas perhubungan saja, mau maju atau mau jalan di tempat. Penulis tidak lama lagi akan pulang ke London, jadi merupakan sebuah angan-angan menyaksikan moda transportasi di Jakarta berbasiskan jalur kereta bukan mobil atau motor.