Tags
Saya kira sudah menjadi patokan di negara-negara maju bahwa moda transportasi umum hanya bisa ditempuh dengan kereta api. Dengan gerbong yang bisa mengangkut sampai ratusan orang dan rendah polusi, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak memprioritaskan kereta listrik.Di London Tube telah menjad andalan memindahkan sekitar tiga juta per hari bahkan membantu komuter sampai zona 6 yang bisa ditempuh sampai satu jam dari satu titik terjauh di Central London.Kalau Jakarta mau mencegah kemacetan yang semakin hebat, maka kereta listrik pilihan masa depan. Taruhlan kalau masih ada umur 50 tahun ke depan harus sudah ada apa yang namanya kereta listrik.Potensi ini cukup besar. Pengalaman dari stasiun Sudimara ke Sudirman di tengah Jakarta merupakan sebuah pengalaman mengesankan. Kereta Listrik ini dari segi fisik sudah menyamai apa yang ada di London. Jadwalnya sudah ada dan kecepatan sampai dengan waktu tempuh bisa diandalkan. Dengan KRL ini jarak tempuh hanya setengah jam dari pinggiran Jakarta ke tengah kota. Bayangkan kalau naik taksi atau mobil pribadi, mungkin pada jam sekitar pkl 07.00 jarak tempuh ke titik yang sama di Stasiun Sudirman memerlukan waktu hampir dua jam dan kalau naik taksi bisa sampai Rp 100.000 -an karena tertahan macet dan keluar masuk tol.Anehnya potensi ini tidak pernah digali oleh pemerintah. Sungguh sebuah ironi. Jika efisiensi dijadikan patokan maka KRL adalah pilihan masa sekarang dan masa depan.Kalau tadi kereta secara fisik nyaman lain lagi dengan stasiunnya. Taruhlah Sudimara di daerah Bintaro sebagai sample. Wah semrawut, kotor dan tidak menunjukkan stasiun modern. Mulai pedagang, pengunjung dan berbagai orang numpuk di stasiun, apalagi giliran kereta kelas ekonomi datang semakin sibuk saja.Saya kira dengan polesan sedikit dan ketertiban yang lebih baik lagi, setidaknya bisa menyamai stasiun kereta api di Malaysia yang asri dan bersih meski sama-sama panas kalau siang hari.