• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Academic Profile

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Tag Archives: korupsi

Nazaruddin's Tale

20 Friday Apr 2012

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

korupsi, nazaruddin

Seorang yang menjabat Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang berkuasa telah divonis 4 tahun 10 bulan penjara karena korupsi. Dia didakwa menerima Rp 4,6 miliar dollar dalam pembangunan wisma atlet. Kisah M Nazaruddin memang spektakuler untuk ukuran seorang terdakwa yang diproses Komisi Pemberantasan Korupsi.

Bayangkan saja ketika dia dinyatakan tersangka mau dicegah sudah kabur dari Singapura. Selama berbulan-bulan dia kabur menghindari kejaran KPK. Dia pernah muncul dalam wawancara audio dan video televisi untuk menunjukkan bahwa dirinya korban dari persekongkolan dan ada orang-orang berkuasa yang dituduhnya juga terlibat permainan uang pembangunan wisma atlet.

Setelah tertangkap bulan Agustus 2011 di Carthagena, Kolombia, Amerika Latin – daerah yang sangat jauh dan mustahil terlacak kalau menurut logika – akhirnya di ringkus polisi setempat. Dengan pengawalan ketat dia terbangkan ke Indonesia dengan pesawat sewaan yang mengeluarkan dana bermilyar rupiah.

Inilah kisah perjalanan Nazaruddin yang berakhir di pengadilan tindak pidana korupsi di Jakarta 20 April saat hakim memvonisnya 5 tahun 10 bulan penjara dan denda. Namun dia juga harus menghadapi dakwaan lain seperti pencucian uang. Dia juga masih merasa diperlakukan tidak adil sehingga sejumlah nama bekas koleganya di partai disebut. Sebagian sudah terjerat dan sebagian masih bebas.

Korupsi memang telah merusak Indonesia. Sampai level seorang petinggi partai berkuasa korupsi milyaran rupiah dilakukan. Kalau direnungkan lebih jauh betapa keroposnya pondasi negeri kalau elit seperti dia melakukan tindakan permainan uang ilegal bahkan sekarang isterinya pun dikejar aparat pembasmi korupsi. Kini saatnya memang bertindak keras sebenarnya kepada terdakwa korupsi karena akan mencegah oknum lainnya bergelimang harga negeri yang dililit utang ini.

Kini episode baru masih menunggu. Akankah M Nazaruddin meneruskan proses pengadilan berikutny ? Apa reaksi dia ketika koleganya juga sedang diproses? Apa teriakan dia ketika bekas koleganya masih bebas? Lalu bagaimana juga episode pengejaran isteri M Nazaruddin yang kemudian juga akan dihadapkan ke pengadilan. Masih panjang tampaknya episode akrobat kaum koruptor Indonesia ini. ***

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Diantara mereka banyak yang jujur

28 Sunday Mar 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

jujur, korupsi

Mendengar gentayangannya dark force di beberapa lembaga negara membuat bulu kuduk berdiri. Uang dan jabatan menenggelamkan kehormatan oknum-oknum ini. Celakanya diantara oknum ini ada yang jabatannya tinggi. Dengan demikian upaya menutupi penyimpangan semakin rapiMeskipun rasa prihatin mendalam terhadap pencemaran nama baik oknum atas korps namun diantara anggota korps masih menegakkan jati diri. Mereka bekerja profesional penuh dedikasi di segala lapisan dan angkatanSaya tahu bahkan diantara pejabat negara ini ada yang hidup penuh kejujuran, mengharapkan penghasilan yang bersih, bebas dari harta haram.Mereka itulah yang membuat kemurkaan Tuhan tidak sampai meluluh lantakkan Bumi Pertiwi. Mereka yang bersih dan yang masih berusaha menempuh jalan kejujuran yang membuat roda pemerintahan berjalan mengayomi masyarakat.Para pegawai dan profesional di lembaga suprastruktur inilah yang masih akan menjadi tumpuan negeri ini. Bahkan diharapkan merekalah yang seharusnya tampil memimpin negeri.

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Korupsi masih menjadi"Raja"

09 Tuesday Mar 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ 2 Comments

Tags

Asia, Hong Kong, indonesia, korupsi, Republic of China, Vietnam

Inilah salah satu konsekuensi jika reformasi lebih dari 10 tahun tidak dibarengi dengan perbaikan sumber daya manusia khususnya di kalangan pemerintah. Para pejabat menengah setingkat dirjen, sekjen atau irjen masihlah “orang lama” dengan wajah baru. Mereka seperti nafas reformasi tetapi jiwanya masih “orde korupsi”Artinya mentalitas mereka masih menganggap bahwa uang dan fasilitas negara merupakan keniscayaan karena mereka memiliki jabatan itu. Jabatan yang kadang dicapai dengan susah payah, dengan berkeringat dan tidak jarang dengan tabrakan dengan kepentingan teman sejawat. Mentalitas mereka mungkin akan hilang setelah setengah abad dimana secara alamiah sudah pensiun.Mengapa korupsi itu selalu terkait dengan pejabat? Karena kebanyakan anggaran pembangunan di negara berkembang seperti Indonesia berasal dari pemerintah. Anggaran inilah yang dialokasikan untuk membeli dan memperluas jasa sebuah institusi. Sudah sering terdengar bahkan di departemen sosial untuk pembelian mesjin jahit untuk keperluan bantuan pun dikutip. Di Departemen Agama yang sudah seharusnya lebih religius terbukti pejabatnya dari tingkat menteri terjerat kasus korupsi karena ketidaktahuan atau pura-pura tidak tahu. Semuanya melempar tanggungjawab. Bagaimana ini bisa terjadi setelah satu dekade reformasi dan keterbukaan.Sungguh menyedihkan dan sekaligus lecutan ketika “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) yang berbasis di Hong Kong mengumumkan bahwa Indonesia mencetak nilai 9,07 dari angka 10 sebagai negara paling korup yang disurvei pada 2010. Nilai tersebut naik dari tahun lalu yang poinnya 7,69.Sedangkan, posisi kedua ditempati oleh Kamboja sebagai negara paling korup. Kemudian diikuti oleh Vietnam, Filipina, Thailand, India, China, Taiwan, Korea, Macau, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia. Mereka semua termasuk negara paling korup dalam survei, selain Singapura.Responden survei berjumlah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat.Tampaknya ini membuktikan bahwa upaya pemerintah reformis tidak menghasilkan pegawai dan pejabat bebas korupsi. Semua masih berlomba menggali lubang di anggaran masing-masing untuk keuntungan jangka pendek.Ancaman hukum dengan adanya Komisi Pemberantasan Korupsi belum membuat jera para koruptor. Mereka masih terang-terangan bertindak di tengah masyarakat. Dengan gaji yang sudah ditentukan negara mereka bisa hidup bergelimang kemewahan. Oleh sebab itu para pejabat dan pegawai negeri yang benar-benar bersih sering menjadi korban mereka. Para pejabat yang berdedikasi ini harus mengurut dada karena rekan sejawatnya menghancurkan negeri ini dengan korupsi.Jika hukuman dunia bisa membuat jera koruptor, agaknya itulah yang harus ditempuh. Hukuman mati memang mengenaskan dan mengerikan namun jika negeri ini begini saja akan hancur tanpa jejak digerus oleh kemajuan peradaban.Selain hukuman fisik, hukuman sosial mungkin lebih kuat sehingga mereka yang terindikasi dan terbukti korupsi bisa dikucilkan oleh masyarakat. Memang menyakitkan tetapi jika tidak demikian akan hancurlah negeri ini dalam beberapa dasa warsa lagi.Sebenarnya dengan keberadaan nilai religius yang mengakar di Indonesia, agama-agama besar seharusnya berperan besar. Hidup bersih, hidup shaleh, jauh dari pada barang haram merupakan moto yang seharunya menjadi bagian hidup, bukan kemewahan dan menunjukkan harta. Sumber inspirasi dari agama inilah yang akan menjadi lembaga-lembaga penting Indonesia ini bersih.Dalam Islam terdapat istilah Ihsan. Istilah ini merujuk kepada pengawasan Allah yang terus menerus sehingga kalaupun kita tidak melihatNya sesungguhnya Allah memperhatikan kita setiap saat.Kesadaran Ihsan inilah yang akan menjadi penjaga sehingga calon koruptor akan malu di hadapan Tuhan jika dia mengambil barang yang bukan haknya. Wallahu’alambishawab.

Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Recent Posts

  • Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan
  • Statecraft 3.0: AI dan Masa Depan Diplomasi
  • Perang Dagang Amerika-China 2025: Analisis Implikasi terhadap Ekonomi Asia Tenggara
  • Strategi Palestina Pasca Pengakuan Internasional
  • Perjuangan Palestina: Dari Pengakuan ke Kedaulatan Efektif

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Academic Profile
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

  • Subscribe Subscribed
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
%d