Tags
Seorang yang menjabat Sekretaris Jenderal Partai Demokrat yang berkuasa telah divonis 4 tahun 10 bulan penjara karena korupsi. Dia didakwa menerima Rp 4,6 miliar dollar dalam pembangunan wisma atlet. Kisah M Nazaruddin memang spektakuler untuk ukuran seorang terdakwa yang diproses Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bayangkan saja ketika dia dinyatakan tersangka mau dicegah sudah kabur dari Singapura. Selama berbulan-bulan dia kabur menghindari kejaran KPK. Dia pernah muncul dalam wawancara audio dan video televisi untuk menunjukkan bahwa dirinya korban dari persekongkolan dan ada orang-orang berkuasa yang dituduhnya juga terlibat permainan uang pembangunan wisma atlet.
Setelah tertangkap bulan Agustus 2011 di Carthagena, Kolombia, Amerika Latin – daerah yang sangat jauh dan mustahil terlacak kalau menurut logika – akhirnya di ringkus polisi setempat. Dengan pengawalan ketat dia terbangkan ke Indonesia dengan pesawat sewaan yang mengeluarkan dana bermilyar rupiah.
Inilah kisah perjalanan Nazaruddin yang berakhir di pengadilan tindak pidana korupsi di Jakarta 20 April saat hakim memvonisnya 5 tahun 10 bulan penjara dan denda. Namun dia juga harus menghadapi dakwaan lain seperti pencucian uang. Dia juga masih merasa diperlakukan tidak adil sehingga sejumlah nama bekas koleganya di partai disebut. Sebagian sudah terjerat dan sebagian masih bebas.
Korupsi memang telah merusak Indonesia. Sampai level seorang petinggi partai berkuasa korupsi milyaran rupiah dilakukan. Kalau direnungkan lebih jauh betapa keroposnya pondasi negeri kalau elit seperti dia melakukan tindakan permainan uang ilegal bahkan sekarang isterinya pun dikejar aparat pembasmi korupsi. Kini saatnya memang bertindak keras sebenarnya kepada terdakwa korupsi karena akan mencegah oknum lainnya bergelimang harga negeri yang dililit utang ini.
Kini episode baru masih menunggu. Akankah M Nazaruddin meneruskan proses pengadilan berikutny ? Apa reaksi dia ketika koleganya juga sedang diproses? Apa teriakan dia ketika bekas koleganya masih bebas? Lalu bagaimana juga episode pengejaran isteri M Nazaruddin yang kemudian juga akan dihadapkan ke pengadilan. Masih panjang tampaknya episode akrobat kaum koruptor Indonesia ini. ***