Ramadhan bagi umat Islam dianggap sebagai bulan untuk membersihkan diri, bulan untuk memperbarui diri menjelang tahun berikutnya. Sebulan berpuasa merupakan satu ritual yang bila dilihat sepintas sangat berat. Bayangkan Anda berpuasa – tidak makan dan minum serta melakukan hubungan suami istri dari fajar sampai waktu maghrib – sungguh merupakan sebuah pekerjaan berat.Dalam tataran rasional, apakah pada jaman modern ini masih wajar berpuasa ? Apakah ada manfaatnya berpuasa bagi produktivitas kerja? Apakah juga puasa ada manfaatnya secara jasmaniyah?Puasa sebenarnya ritual yang dilakukan umat manusia mungkin ribuan tahun lalu. Puasa merupakan sebuah kredo tidak hanya di dalam Islam tetapi juga dalam berbagai agama besar di dunia. Menahan diri dari berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat merupakan sebuah pelatihan untuk menuju sukses hidup.Situs Marhaban ya Ramadhan menjelaskan sbb: Orang-orang Romawi, India, Yunani, dan Mesir kuno, terbiasa berpuasa. Para penganut Brahma berpuasa pada hari pertama dan keempat setiap bulan atau pada saat gerhana. Orang-orang Budha setiap bulan berpuasa pada hari pertama, kesembilan, ke-15, dan ke-24. Para penganut Yahudi juga berpuasa wajib pada hari ke sembilan bulan April, serta hari ke-10 dan 22 bulan Juli.”Anthony Robbins seorang motivator kelas dunia dari Amerika Serikat dalam bukungan Unlimited Power menjelaskan bagaimana jasmani harus dijaga yang menjadi kunci keberhasilan. Dalam bukunya itu dia menjelaskan bagaimana tikus yang disuruh “berpuasa” lebih sehat dan lebih panjang umurnya daripada tikus yang makan setiap hari. Dia menyimpulkan, bahwa puasa, menahan lapar memiliki efek jasmaniyah jangka panjang.Saya kutipkan dari situs Marhaban ya Ramadhan mengenai penyelidikan puasa ini:Seorang dokter muslim bernama Abu Malik dalam bukunya berjudul Puasa dalam Islam dan Fenomena Psikologis menyatakan, puasa mempercepat proses pemulihan mental. Hasil penelitian yang dilakukan Abu Malik menunjukkan bahwa tidur lebih cepat selama 3 hingga 5 jam untuk beberapa hari saja dapat mengurangi tekanan mental sesorang. Menurutnya, perubahan jadwal tidur dan bangun pagi untuk orang-orang yang berpuasa sangat efektif dalam mengantisipasi serangan mental. Dewasa ini, salah satu metode pemulihan mental dunia adalah dengan mengubah jadwal tidur pasien.Riset membuktikan bahwa pengurangan masa tidur dapat memulihakan 30 hingga 50 persen depresi yang diderita seseorang. Oleh karena itu, penekanan bagi orang-orang yang berpuasa untuk bangun sebelum subuh tak lain bertujuan mengurangi waktu tidur mereka. Aktivitas tersebut jika dilakukan selama sebulan penuh, akan sangat berpengaruh dalam menjaga kestabilan mental seseorang.Namun sentu saja yang penting adalah penyembuhan dan perbaikan ruhani yang merupakan jung tombak perilaku manusia. Puasa juga merupakan simbol solidaritas sosial karena diujung Ramadhan zakat untuk membersihkan ruh ini dikeluarkan yang sekaligus merupakan puncak kesadaran akan kesementaraan jasmani, harta dan hal-hal berbau fisik dan kekekelahan ruhani.