• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Academic Profile

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Tag Archives: ruh

Apa kabar wahai ruh

28 Thursday Oct 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

hikmah, mentawai, merapi, poem, puisi, ruh

Apa kabar wahai ruhEngkau hadir dengan gaibEngkau bagian dari jasad yang mayaTak terlihat tapi adaTak bersuara tak berwarnaRuh yang terbang ketika lelap tidurRuh yang dipegangNya tatkala menembus alam gaibMimpi itu terasakan ruh yang tersisa ketika ingatRuh yang dikembalikan Allah tatkala terbangun dari lelapApa kabar ruhSudahkah perjalanan kembali kepadaNya engkau temukan JalanNyaJalan diberi kemudahan olehNyaJalan kembali kepadaNya dengan tenang tapi pastiMenemui tempat kembali milikNyaApa kabar ruhSudahkah engkau membangunkan jasad yang akan busuk bila dikuburYang dimakan ulat ditelan bumiJasad yang sering menipu untuk berjalan menuju fitrahJasad yang menyesatkan karena disesatkanJasad yang habis dimakan waktuTinggal tulang keriput dan tulang lemahApa kabar ruhSudahkan engkau siapkan diri ini dalam menghadapNyaMenuju keharibaan dengan senyum ikhlas pasrah dan suciApa kabar ruhApa kabar wahai ruh(Catatan: mengenang ruh yang telah kembali kepadaNya setelah musibah tsunami Mentawai dan Letusan Gunung Merapi, semoga ruh mereka mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, dan yang masih mendapatkan kesempatan hidup dapat mempersiapkan pertemuan dengan Ilahi Rabbi)

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Puisi hari Jumat

16 Friday Apr 2010

Posted by Setiawan in Archive, Blog

≈ Leave a comment

Tags

puisi, ruh, Tuhan

Ternyata menuliskan sesuatu melalui puisi lebih powerful dari sekedar menguraikannya melalui kata-kata yang panjang. Puisi mengandung daya dorong dahsyat untuk memahami apa yang menjadi nilai kehidupan. Bagi sebagian saja untaian kata ini bisa dinikmati. Berikut salah satu goresan yang bisa menginspirasi kita.

Tatkala ruh disentuhNya

Kesejukan menjalar dalam raga

Kebahagiaan mendapat sambutanNya

Inikah nikmat dunia kepada mahlukNya

Ruh yang suci dikasihiNya setiap detik masa

SambutanNya menolehkan ruh ke alam keabadiaan yang tak berwarna tak bersuara

Dunia menjadi ladang untuk memahamiNya

Menerima segala Rahmat dalam sukacita

Tiada sesuatu yang berharga ketika berdekatan dengan Yang Maha Pengasih

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Recent Posts

  • Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan
  • Statecraft 3.0: AI dan Masa Depan Diplomasi
  • Perang Dagang Amerika-China 2025: Analisis Implikasi terhadap Ekonomi Asia Tenggara
  • Strategi Palestina Pasca Pengakuan Internasional
  • Perjuangan Palestina: Dari Pengakuan ke Kedaulatan Efektif

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Academic Profile
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

  • Subscribe Subscribed
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
%d