Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَمَرَ بِالصِّدْقِ وَنَهَى عَنِ الْكَذِبِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الصَّادِقُ الْأَمِينُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang mulia ini, izinkan saya menyampaikan khutbah tentang nilai fundamental dalam kehidupan seorang muslim, yaitu kejujuran atau ash-shidq. Kejujuran merupakan salah satu sifat mulia yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal pribadi, keluarga, bermasyarakat, maupun bernegara.
Hakikat Kejujuran dalam Islam
Kejujuran dalam Islam memiliki makna yang sangat luas. Dalam bahasa Arab, kejujuran disebut dengan “ash-shidq” yang berarti kesesuaian antara ucapan dengan kenyataan, antara lahir dan batin, serta antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran adalah sifat yang mendasar bagi seorang muslim yang bertakwa.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar (jujur), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Menurut tafsir Ibnu Katsir, makna “ash-shidq” (الصَّادِقِين) dalam ayat ini adalah orang-orang yang benar dalam perkataan, perbuatan, dan keadaan mereka. Mereka tidak menampakkan kebaikan untuk menyembunyikan kejahatan, tidak pula mengucapkan sesuatu dengan lisannya yang bertentangan dengan apa yang ada di dalam hatinya.
الصادقين أي في أقوالهم وأفعالهم وأحوالهم، لا يظهرون خيرا ليوهموا به خلاف ما هم عليه، ولا يقولون بألسنتهم ما ليس في قلوبهم
Rasulullah SAW bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hendaklah kalian selalu benar (jujur), karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang selalu berusaha untuk jujur akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang yang selalu berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kejujuran dalam Memangku Jabatan Pemerintahan
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Saat ini, kejujuran menjadi barang yang sangat berharga, terutama dalam hal kepemimpinan dan jabatan publik. Sebagai pemangku jabatan di pemerintahan, seorang muslim diharapkan memiliki integritas yang tinggi karena ia mengemban amanah dari Allah SWT dan juga dari masyarakat.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)
Dalam tafsir Al-Qurtubi, dijelaskan bahwa ayat ini memerintahkan untuk menunaikan amanah dalam segala bentuknya, baik amanah harta, ucapan, maupun perbuatan. Khususnya bagi para pemimpin dan pejabat pemerintahan, mereka wajib menunaikan amanah rakyat dengan mengelola sumber daya negara dengan jujur dan adil.
الأمانة تعم جميع وظائف الدين وتتناول الأمور الدينية والدنيوية، وحقوق الله وحقوق العباد
Rasulullah SAW mengingatkan tentang bahaya mengkhianati amanah:
مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ غُلُولٌ
“Barangsiapa yang kami angkat menjadi pegawai untuk mengerjakan sesuatu, kemudian kami berikan kepadanya suatu pemberian (gaji), maka apa yang ia ambil setelah itu (selain gaji) adalah suatu bentuk pengkhianatan.” (HR. Abu Dawud)
Kisah teladan tentang kejujuran dalam memangku jabatan dapat kita ambil dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau sangat berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara. Suatu ketika, ketika beliau sedang mengurus urusan pribadi, beliau mematikan lampu yang dinyalakan dengan biaya negara dan menyalakan lampu miliknya sendiri. Beliau berkata, “Lampu ini dinyalakan dengan harta kaum muslimin, dan tidak pantas digunakan untuk urusan pribadi.”
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sebagai pemangku jabatan di pemerintahan, kejujuran dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk:
- Jujur dalam mengelola keuangan negara dan tidak melakukan korupsi.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)
- Jujur dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ، كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff: 2-3)
- Jujur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ…
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kejujuran dalam Kehidupan Sehari-hari
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Selain dalam memangku jabatan pemerintahan, kejujuran juga harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun bermasyarakat.
- Kejujuran dalam Berumah Tangga
Rumah tangga adalah tempat pertama dalam pembentukan karakter. Kejujuran antara suami dan istri akan menciptakan keharmonisan dan kepercayaan. Allah SWT berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
- Kejujuran dalam Berbisnis dan Bekerja
Islam sangat menekankan kejujuran dalam transaksi bisnis. Rasulullah SAW bersabda:
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi)
Beliau juga memperingatkan tentang bahaya penipuan dalam jual beli:
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang menipu kami, maka ia bukan golongan kami.” (HR. Muslim)
- Kejujuran dalam Bermasyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, kejujuran akan menciptakan kepercayaan dan kerukunan. Allah SWT berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Manfaat Kejujuran
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Kejujuran memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya:
- Mendapatkan ketenangan jiwa
Rasulullah SAW bersabda:
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Tinggalkanlah apa yang meragukan engkau kepada apa yang tidak meragukan engkau, karena sesungguhnya kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan.” (HR. Tirmidzi)
- Memperoleh kepercayaan masyarakat
Orang yang jujur akan dipercaya oleh masyarakat dan memiliki integritas yang tinggi. - Mendapatkan keberkahan dalam hidup
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
- Mendapatkan ridha Allah dan surga
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.
Tantangan Menjadi Pribadi yang Jujur
Jamaah yang dirahmati Allah,
Menjadi orang yang jujur di zaman sekarang memang tidak mudah. Banyak godaan dan tantangan yang dihadapi, seperti:
- Godaan materi dan keuntungan duniawi
- Lingkungan yang kurang mendukung
- Sistem yang kadang memaksa untuk tidak jujur
- Takut akan konsekuensi dari kejujuran
Namun, sebagai muslim yang beriman, kita harus ingat bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita. Allah SWT berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَىٰ
“Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?” (QS. Al-‘Alaq: 14)
Dan Rasulullah SAW juga mengingatkan:
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Penutup Khutbah Pertama
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sebagai penutup dari khutbah pertama ini, marilah kita bertekad untuk selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam setiap aspek kehidupan, baik sebagai pribadi, anggota keluarga, masyarakat, maupun sebagai pejabat pemerintahan. Kejujuran adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.
Mari kita berdoa kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan kekuatan untuk jujur dalam kondisi apapun.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Pada khutbah kedua ini, marilah kita lanjutkan pembahasan tentang kejujuran dengan melihat beberapa strategi praktis untuk menumbuhkan dan mempertahankan kejujuran dalam kehidupan kita.
Menumbuhkan Sifat Jujur
- Menanamkan keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi
Allah SWT berfirman:
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4)
- Membiasakan diri untuk selalu jujur dalam hal-hal kecil
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَا يَزَالُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Sesungguhnya seorang hamba senantiasa berkata jujur dan berusaha untuk jujur sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Menjauhi lingkungan yang mendorong untuk berbohong
Allah SWT berfirman:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (QS. An-Nisa: 140)
- Menghindari sumpah palsu
Rasulullah SAW bersabda:
الْيَمِينُ الْكَاذِبَةُ مَنْفَقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مَمْحَقَةٌ لِلْكَسْبِ
“Sumpah palsu (dalam jual beli) dapat melariskan barang dagangan tetapi menghilangkan keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Teladan Kejujuran dalam Sejarah Islam
Jamaah yang dirahmati Allah,
Dalam sejarah Islam, banyak tokoh yang memberikan teladan tentang kejujuran, di antaranya:
- Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang mendapat gelar “Ash-Shiddiq” (yang sangat jujur) karena beliau langsung membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj ketika banyak orang yang meragukan.
- Umar bin Khattab, yang sangat keras terhadap korupsi dan penyelewengan jabatan. Suatu ketika, beliau menulis surat kepada gubernurnya, Abu Musa Al-Asy’ari: “Sesungguhnya kebaikan itu semuanya terkumpul dalam sifat jujur dan amanah, sedangkan kejahatan semuanya terkumpul dalam sifat dusta dan khianat.”
- Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan kejujuran dan kesederhanaannya dalam memimpin, hingga mampu memberantas korupsi dan mewujudkan kesejahteraan di masa pemerintahannya.
Membangun Budaya Jujur dalam Masyarakat
Untuk membangun budaya jujur dalam masyarakat, kita perlu:
- Mulai dari diri sendiri dan keluarga
Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Memberikan apresiasi kepada orang yang jujur
Allah SWT berfirman:
هَذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Inilah saat orang-orang yang jujur memperoleh manfaat dari kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. Al-Maidah: 119)
- Menciptakan sistem yang mendukung kejujuran
Seperti sistem yang transparan, akuntabel, dan adanya konsekuensi bagi ketidakjujuran. - Mendidik generasi muda tentang pentingnya kejujuran
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Doa untuk Menjadi Pribadi yang Jujur
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan kekuatan untuk menjadi pribadi yang jujur:
اللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, tunjukilah kami kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjuki kepada yang terbaiknya kecuali Engkau. Dan palingkanlah dari kami akhlak yang buruk, tidak ada yang dapat memalingkan dari kami akhlak yang buruk kecuali Engkau.”
Penutup
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Sebagai penutup khutbah pada hari ini, marilah kita bertekad untuk menjadi pribadi yang jujur dalam segala hal, baik dalam posisi sebagai pemimpin, pejabat pemerintahan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah selalu bahwa kejujuran adalah jalan menuju surga dan keridhaan Allah SWT.
Mari kita jadikan kejujuran sebagai prinsip hidup, bukan sekadar slogan. Dengan kejujuran, insya Allah kehidupan kita akan penuh keberkahan dan ketenangan, serta masyarakat akan menjadi lebih baik dan sejahtera.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Asep Setiawan