Tags

, , , ,

KHUTBAH PERTAMA

Doa Pembuka Khutbah

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم وبارك على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Amma ba’du.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Hendaklah kita senantiasa berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pada kesempatan khutbah Jumat kali ini, khatib ingin mengingatkan diri sendiri dan kita semua tentang pentingnya amanah, terutama dalam memangku jabatan di pemerintahan maupun di mana pun kita berada. Tema ini sangat relevan dengan kondisi umat Islam dan bangsa kita, agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang amanah, jujur, dan bertanggung jawab.


Makna Amanah dalam Islam

Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Amanah adalah salah satu sifat mulia yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Amanah artinya dapat dipercaya, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Amanah merupakan salah satu sifat utama para nabi dan rasul, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿ إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا ﴾
(سورة الأحزاب: 72)

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”
(QS. Al-Ahzab: 72)

Tafsir singkat ayat ini:

Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan bahwa amanah di sini mencakup seluruh perintah dan larangan Allah, seluruh syariat dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh manusia. Langit, bumi, dan gunung-gunung yang begitu besar saja tidak sanggup memikulnya, tetapi manusia menerima amanah tersebut, walaupun manusia sering menzalimi dirinya sendiri dengan melalaikan amanah itu.


Amanah dalam Jabatan Pemerintahan

Jama’ah rahimakumullah,

Di antara amanah yang sangat berat adalah amanah jabatan, baik di pemerintahan, lembaga, maupun organisasi apapun. Jabatan adalah amanah, bukan kehormatan semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي، ثُمَّ قَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ ضَعِيفٌ، وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ، وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا»
(رواه مسلم)

Artinya:
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah Anda mengangkatku menjadi pejabat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menepuk pundakku, lalu bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, sementara jabatan itu adalah amanah. Dan jabatan itu pada hari kiamat akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar.” (HR. Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa jabatan itu adalah amanah yang berat. Barang siapa yang tidak menunaikan amanah itu dengan benar, maka di akhirat kelak ia akan menanggung kehinaan dan penyesalan.


Bahaya Mengkhianati Amanah

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Islam sangat mengecam keras perbuatan mengkhianati amanah. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ﴾
(سورة الأنفال: 27)

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(QS. Al-Anfal: 27)

Tafsir ayat ini:
Ibnu Katsir menafsirkan, “Janganlah kalian mengkhianati Allah, yaitu dengan meninggalkan perintah-Nya; dan jangan mengkhianati Rasul-Nya, yaitu dengan tidak meneladani sunnahnya; serta jangan mengkhianati amanah yang diberikan kepada kalian, baik berupa harta, jabatan, rahasia, maupun tugas-tugas lainnya.”


Amanah Adalah Ciri Orang Beriman

Kaum muslimin rahimakumullah,

Amanah adalah ciri utama orang beriman. Allah berfirman tentang sifat orang mukmin sejati:

﴿ وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ ﴾
(سورة المؤمنون: 8)

Artinya:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
(QS. Al-Mu’minun: 8)

Dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan, “Mereka adalah orang-orang yang menjaga apa saja yang Allah amanahkan kepada mereka, baik berupa hak-hak Allah maupun hak-hak manusia, dan mereka memelihara janji-janjinya.”


Contoh Amanah Para Pemimpin Islam

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Sejarah Islam mencatat betapa beratnya para sahabat Nabi menerima jabatan. Mereka takut akan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ketika diangkat menjadi khalifah, beliau sering menangis di malam hari, karena khawatir tidak mampu memikul amanah besar tersebut.

Beliau berkata:
“Seandainya ada seekor keledai yang tergelincir di Irak, aku takut Allah akan menanyai aku: ‘Mengapa engkau tidak meratakan jalan untuknya, wahai Umar?'”

Begitu juga Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ketika diangkat menjadi khalifah, beliau berkata:

“Aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Jika aku berbuat baik, bantulah aku. Jika aku berbuat salah, luruskanlah aku. Kebenaran adalah amanah dan kebohongan adalah pengkhianatan.”


Wasiat Rasulullah tentang Amanah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ
(رواه أحمد)

Artinya:
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak dapat dipercaya, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.”
(HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa amanah adalah bagian dari iman dan agama seseorang.


Bentuk Amanah di Pemerintahan dan Kehidupan

Jama’ah sekalian,

Amanah dalam pemerintahan meliputi berbagai aspek, antara lain:

  1. Mengelola harta negara dengan jujur
    Tidak boleh ada korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, atau penggelapan.
  2. Keadilan dalam mengambil keputusan
    Tidak boleh berpihak karena kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok.
  3. Menunaikan tugas sesuai aturan
    Bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai kapasitas.
  4. Transparansi dan akuntabilitas
    Siap dievaluasi dan mempertanggungjawabkan pekerjaan secara terbuka.
  5. Mengutamakan kepentingan rakyat
    Memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.

Amanah juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari:

  • Amanah sebagai suami/istri,
  • Amanah sebagai orang tua,
  • Amanah sebagai guru,
  • Amanah sebagai karyawan dan atasan,
  • Amanah menjaga rahasia.

Akibat Mengkhianati Amanah

Saudaraku,

Orang yang mengkhianati amanah akan mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
(رواه البخاري ومسلم)

Artinya:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Penutup Khutbah Pertama & Doa

Jama’ah yang dimuliakan Allah,

Marilah kita semua berusaha menjadi pribadi yang amanah. Jangan tergoda untuk mengkhianati amanah, sekecil apapun itu. Karena setiap amanah akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah.

Mari kita berdoa:

اللهم اجعلنا من عبادك الأمناء، ووفقنا لأداء الأمانة، ونجنا من الخيانة، واغفر لنا ذنوبنا، إنك أنت الغفور الرحيم.

Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang amanah, berikanlah kami taufik untuk menunaikan amanah, selamatkan kami dari pengkhianatan, dan ampunilah dosa-dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.


KHUTBAH KEDUA

Doa Pembuka Khutbah Kedua

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

أما بعد،


Ajakan untuk Memperbaiki Amanah

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

Di khutbah kedua ini, kembali khatib mengingatkan diri sendiri dan seluruh jama’ah untuk meningkatkan kualitas amanah dalam segala hal. Bagi yang saat ini sedang memangku jabatan, baik kecil maupun besar, tunaikanlah amanah itu dengan jujur, adil, dan bertanggung jawab. Ingatlah, setiap jabatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Allah berfirman:

﴿ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ﴾
(سورة النساء: 58)

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…”
(QS. An-Nisa’: 58)


Doa Penutup Khutbah

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Mari kita tutup khutbah ini dengan berdoa memohon kepada Allah agar kita dijadikan hamba yang amanah:

اللهم إنا نسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى، اللهم إنا نعوذ بك من الخيانة والفساد، اللهم أصلح ولاة أمورنا، ووفقهم لأداء الأمانة، واغفر لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.

Artinya:
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari pengkhianatan dan kerusakan. Ya Allah, perbaikilah para pemimpin kami, berikanlah mereka taufik untuk menunaikan amanah. Ampunilah kami, orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.”

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

Asep Setiawan