Entah bagaimana tiba-tiba sebagai editor tidak bisa masuk ke situs sendiri karena ada hal-hal teknis yang sulit diselesaikan. Akhirnya data base diubah dan data yang terselamatkan di upload lagi.
Dunia maya saya rasa semakin tidak aman dengan ulah virus dan aneka ragam gangguan. Keamanan situs semakin tidak aman karena para penerobos semakin canggih. Itulah kenyataan yang harus dihadapi admin situs seperti Jurnal Asep Setiawan.
Dan akhir Februari 2012 terpaksa dibongkar ulang. Pengunjung dapat melihat sendiri bagaimana tampilan dan isi.
Namun yang penting semangat untuk kembali bangkit, menuliskan tentang sejarah kebangkitan Indonesia, histori kemanusiaan dan perjalanan kehidupan yang terus melangkah meski berbagai tantangan menghadang.
Beberapa artikel akan dimuat setelah ini padahal telah diterbitkan sebelum tanggal sekarang. Sayang sekali kalau pemikiran, pendapat dan ulasan serta analisa itu tidak dapat dinikmati para pengunjung.
Tentu penulis tidak memiliki pretensi tulisan dan artikelnya akan membuat tercengang pembaca atau menghebohkan. Anggaplah catatan ini sebagai tetesan air yang menghilangkan dahaga setiap orang.
Adakalanya tulisan membosankan. Adakalanya penulis tergugah dengan perjuangan mereka bangkit semangat dalam keadaan apapun.
Ketika tulisan ini dibuat, Joko Widodo tampil bersama Suryopratomo dalam diskusi hangat soal mobil nasional Esemka. Mobil yang telah menjadi idola ini menghadapi tantangan berat berhadapan dengan pemodal besar dan kekuatan asing. Namun dalam diskusi berkembang bahwa anggaplah mobil yang sudah dipesan 6000 unit dan hanya berkapasitas produksi 200 per bulan ini sebagai sebuah usaha kecil menengah.
Saya berkesempatan bertemu Joko Widodo dengan Esemka nya. Kesimpulannya bukan mobilnya saja yang memukau tetap semangat di dalamnya yang menggelora. Itulah semangat dan kebangkitan yang sudah lama ditunggu. Langkah yang menimbulkan inspirasi besar mengenai banyak hal. Optimisme memancar dari kehadiran mobil karya anak-anak SMK. ***