Tags
- Image via Wikipedia
Tidak terasa bulan Syawal sudah hampir di tengah, Ramadhan sudah ditinggalkan hampir dua minggu. Banyak catatan masih belum terungkapkan namun sudah ada dalam manuskrip. Ramadhan banyak meninggalkan kenangan mengesankan, masih menunggu Ramadhan mendatang, Insya Allah.Salah satu kenangan yang indah adalah kesadaran ketika puasa menyertakan ruhiah. Karena manusia terdiri dari jasad dan jiwa, maka pelatihan kedua aspek ini mendorong ruhiah semakin dekat dengan Sang Pencipta. Nah muncullah kesadaran bahwa kita semua ini sedang dalam perjalanan pulang menuju-Nya.Pantas saja kalau dalam Islam jika mendengar orang yang wafat mengucapkan Innalilahi wa inna ilaihi rojiun. Sesungguhnya kita ini dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sudah sering terdengar, namun dalam edisi renungan kali ini hanya ingin mengingatkan diri sendiri dan para pengunjung apapun profesinya, apapun niatnya untuk datang mampir ke situs ini, semuanya sedang menujuNya, terpaksa atau sukarela.Jika kesadaran ini bisa muncul ketika Anda juga merenungkan bagaimana semuanya ini akan berakhir pada kondisi kembali kepada-Nya, maka akan muncul sikap pasrah, sikap lembut, ikhlas, rasa bahagia dan semakin hari semakin ingin untuk mengetahui-Nya. Dari kesadaran inilah kemudian akan muncul semangat produktivitas bahwa perjalanan menuju-Nya adalah perjalanan yang mengesankan, yang dituntun selalu oleh-Nya.Mungkin terdengar seperti sufi, namun cobalah duduk sebentar, renungkan apa yang sudah dialami ke belakang, perjalanan hidup kita masing-masing, sudah berapa lama kita berada di muka bumi ini, lalu tengok keluarga terdekat, orang tua, nenek kakek atau kerabat dekat, satu demi satu meninggalkan kita. Kemana mereka itu? JELAS mereka itu kembali kepada Sang Pencipta. Lalu kapan giliran kita? Sudah tahukah kita akan kemana?Terasa ingin berbagi dengan para pengunjung blog ini bahwa mendapatkan sebuah ilham dari Allah tentang tujuan kemana kita pergi merupakan sebuah anugerah luar biasa. Ramadhan lalu sering memberikan banyak ilham dan kekuatan ruhiah sehingga perjalanan ini semakin mantap, arah kemana kita menuju dan kadang heran juga melihat begitu banyak dalam beragama orang bertikai.Jangankan dengan orang jauh, organisasi lain, non Muslim bahkan dengan sesama Muslim, sesama organisasi atau kerabat dekat, sering terjadi pertikaian, perselisihan, bentrokan, saling memburuk-burukan, dan berbagai sifat kemanusiaan lainnya. Jika ini kita alami, sudah saatnya dihentikan.Perjalanan menuju Allah merupakan sebuah perjalanan indah. Jika seseorang sudah merasakan tuntutan-Nya, hadiah-Nya, Hudan-Nya, Petunjuk-Nya maka akan terasa bahwa kehidupan ini lebih jelas.Karir kita, bisnis kita, aktivitas organisasi kita dan upaya meningkatkan derajat hidup tidak lain adalah untuk kehidupan sementara. Kadang ini menyita waktu kita, melupakan tempat pulang. Melupakan bahwa waktu telah menelan kita dan tidak akan kembali.Untuk apa kita aktif dimana-mana, tampil dengan hebat dan merasa lebih terhormat di muka umum kalau tidak mengenal tempat kembali kita semua.Saatnya merenungkan lagi. Saatnya duduk sebentar. Lihat ke depan lebih jelas, umur semakin berkurang, perjalanan semakin dekat, maka bekal perlu lebih banyak, pasrah kepada-Nya setiap waktu, siapa tahu ketika sesudah membaca tulisan ini, kita dipanggil-Nya. Wallahu’alam bishawab.