PARTAI Buruh Inggris sekarang seperti ancaman Partai Konservatif
yang sudah 18 tahun memimpin negeri itu. Konservatif tampak kehilangan semangat dibandingkan dengan Buruh yang menggebu-gebu untuk memulai awal baru bagi Inggris.
Bagaimana kebangkitan Buruh itu bisa terjadi? Nama Tony Blair (43)
patut dijadikan pertimbangan dalam proses ini. Sebelum Blair, Ketua
Partai Buruh Neil Kinnock memulai proses transformasi. Kemudian John
Smith melanjutkan pembaruan itu.
Di tangan Blair-lah perubahan Buruh itu menjadi badai baru di Inggris.
Semua kejadian sekarang bisa dilacak ketika Buruh terakhir berkuasa
tahun 1979 di bawah James Callaghan. Saat itu para pemimpin serikat
buruh merupakan nama yang melekat pada setiap rumah tangga di Inggris.
Dengan kata lain, Partai Buruh adalah idola karena mempertahankan
perhatian yang mendalam terhadap kebutuhan rakyat.
Telepon, air, gas dan listrik dipegang negara. Perusahaan transportasi dan kereta api demikian pula. Waktu berubah dan Buruh kehilangan lokomotifnya sehingga Margareth Thatcher muncul dengan mengangkat Konservatif.
Namun ketika Margaret Thatcher muncul dia pun tidak setuju dengan
swastanisasi. Bahkan tahun 1983 ketika Thatcherisme mulai berjaya,
Buruh naik dengan usulan agar keluar dari Masyarakat Eropa, reformasi
serikat buruh dan mengembalikan industri yang swasta kepemilikan umum.
Salah seorang tokoh Buruh melihat manifesto Buruh saat itu merupakan “catatan bunuh diri terpanjang dalam sejarah.” Tidak seperti tokoh sebelumnya, Blair memiliki wawasan lain, bukan bunuh diri pemilu.
Dengan tegas ia memindahkan Buruh ke arah tengah, mengubah
kebijakan yang pro sosialis yang mungkin mengecewakan sebagian
masyarakat Inggris.
Akibatnya memang menyakitkan. Tokoh Buruh seperti Roy Jenkins,
Shirley Williams, David Owev dan Bill Rodgers meninggalkah Buruh.
Mereka membentuk Partai Demokrat Sosial.
* * *
ANTHONY Lewis dari The New York Times menulis, Partai Buruh
memiliki komitmen ideologis yang kuat. Buruh sangat dekat dengan
serikat buruh. Buruh juga mendukung pengeluaran pemerintah untuk
program sosial dan pajak tinggi. Buruh juga punya program
nasionalisasi yang tetap dipegangnya.
Dalam tempo tiga tahun sejak ia naik 1994, Blair menyapu semua
komitmennya itu. Hubungan dengan serikat buruh memudar bahkan hampir putus. Klausul nasionalisasi dicabut dari anggaran dasar partai.
Lebih jauh lagi ia menjanjikan pajak takkan dinaikkan selama ia
berkuasa. Ia menekankan komitmennya untuk tidak mempertahankan batas pengeluaran pemerintah sekarang sampai dua tahun mendatang.
Perubahan itu jelas merupakan sesuatu yang mengherankan. Blair
memang sudah membungkam kebijakan lama Buruh. Namun demikian ia
mempertahankan ciri-ciri utamanya Buruh.
Blair sendiri dengan cerdik memahami bahwa masyarakat Inggris pada
umumnya takut akan perubahan. Apalagi jika kembali kepada ramuan lama Buruh. Rumus lama itu antara lain: pajak tinggi, pengeluaran juga
tinggi dan tentu saja serikat buruh memegang posisi penting.
Sebagian membandingkan taktik dia membawa Buruh itu seperti Presiden AS Bill Clinton. Clinton sendiri menamakan partainya Demokrat Baru. Blair melakukan hal yang mirip menjuluki partainya Buruh baru.
Secara ringkas bisa dikatakan bahwa Blair membawa Buruh ke arah
stamina yang baru ini – bahkan banyak pihak meramalkan akan menang
pada pemilu 1 Mei nanti meskipun belum terbukti kebenarannya –
disebabkan oleh kepiawaiannya merumuskan ulang doktrin partainya.
Ia buang yang tidak cocok dan mengadopsi apa yang sesuai dengan
masyarakat sekarang.
Bahkan bila perlu ia berusaha keras mengubah konstitusi partai yang
mencabut komitmen partai terhadap nasionalisasi dan pemilikan badan
usaha penting di tangan pemerintah. Akhirnya ia menggunakan jurus yang juga digunakan Clinton untuk menangani kejahatan dengan kebijakan yang keras. Formula kebangkitan Buruh yang ditata Blair ini masih perlu dibuktikan pada hari pemungutan suara 1 Mei. Tampaknya hari pemilu Inggris ini memang menjadi sesuatu yang menegangkan karena jajak mendapat memihak Buruh tapi bukti belum ada. Bahkan pada detik terakhir bisa juga Konservatif secara spektakuler meraih kekuasaan untuk kelima kalinya. Sungguh menarik dan menegangkan karena hasilnya masih diliputi misteri. (Asep Setiawan, dari London)
KOMPAS, Senin, 28-04-1997. Hal. 7