Tags

, ,

Tuduhan bahwa Adam Malik adalah agen CIA di Indonesia kini menjadi perbincangan hangat. Beginilah kira-kira kutipan buku berjudul asli Legacy Of Ashes The History Of CIA karya wartawan New York Times Tim Weiner.

“Setelah terlibat dalam perseteruan permanen dengan presidennya, pada tahun 1964, Malik bertemu perwira CIA, Clyde McAvoy di sebuah tempat rahasia dan aman di Jakarta. McAvoy adalah operator rahasia yang selama satu dekade sebelumnya telah membantu merekrut seorang perdana menteri masa depan bagi Jepang dan dia datang ke Indonesia dengan tugas menyusup ke dalam PKI dan pemerintahan Sukarno. “Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik,” ujar McAvoy dalam sebuah wawancara pada tahun 2005. “Dia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut.” Seorang kawan mereka telah memperkenalkan mereka, yang menguntungkan bagi McAvoy; perantara itu adalah seorang pengusaha Jepang di Jakarta dan mantan anggota sebuah partai komunis di Jepang. Setelah perekrutan Malik oleh CIA, Dinas mendapat persetujuan untuk meningkatkan program operasi rahasia buat mendorong sebuah baji politis diantara kelompok kiri dan kanan di Indonesia.”

Dua alinea inilah yang menghebohkan dari sekitar lima halaman buku yang tebalnya lebih dari 800 halaman dan diterbitkan dengan judul “Membongkar Kegagalan CIA”. Sejarawan, anggota DPR, ilmuwan dan keluarga Adam Malik ini berbicara mengenai buku tersebut. Dua alinea dari ribuan alinea itu menjadi sebuah kontroversi karena kita tahu Adam Malik jabatan tertingginya adalah Wakil Presiden Indonesia sesudah menjadi menteri luar negeri dan duta besar. Adam Malik adalah tokoh nasional Indonesia.Itulah sebabnya fakta-fakta yang disodorkan Tim Weiner ini menjadi heboh karena diucapkan oleh operator CIA di Indonesia waktu itu. Penggalan kalimat lainnya dalam buku ini sudah menjadi saksi sejarah misalnya ungkapan mantan Duta Besar Amerika di Indonesia, Green yang melaporan setidaknya 500.000 orang terbunuh setelah kudeta Partai Komunis Indonesia yang gagal.Meski belum membaca semuanya, tetapi buku ini juga menyangkut kebohongan Presiden George W Bush ketika melakukan invasi ke Irak dengan mengetengahkan informasi bahwa Presiden Saddam Husseinbisa memproduksi senjata pemusnah massal. Akhirnya semua terbongkar, propaganda itu isapan jempol belaka. Dalam hal ini Tim Weiner menyodorkan fakta-fakta tentang sepak terjang CIA. Percaya atau tidak, isi buku ini memang mengundang minat meski kontroversi.