Sebagian kalangan menyebut reformasi sekarang telah gagal. Perlukah reformasi jilid kedua? Reformasi gagal karena korupsi masih merajalela, penegakan hukum masih terantuk uang dan sistem ekonomi semakin terpuruk karena tekanan dunia. Sistem ekonomi tidak berubah, mengisap banyak rakyat kecil, menguntungkan pedagang besar dan asing.Dengan mudah kita bisa menyebutkan gagal karena barang naik dan semakin serba susah. Bukannya reformasi membuat rakyat semakin sejahtera tetapi semakin miskin, menderita dan tertekan. Contohnya harga BBM sudah mahal, sudah naik dan akan naik lagi. Kapan berhentinya ? Rakyat menjerit. Itu kata sebagian orang.Amien Rais mengatakan, reformasi untuk bidang ekonomi memang tidak begitu berhasil. Kebijakan ekonomi karena sekarang situasi dunia berbeda dengan minyak lebih 100 dollar per barel, tidak ada yang diharapkan lagi. Amien yang tokoh reformasi juga bahkan mengaku bahwa rakyat memang menderita dengan kondisi sekarang.Namun disisi lain, kata Amien, politik menunjukkan keberhasilan. Reformasi ini kan multidimensi, politik, ekonomi bahkan pendidikan. Nah bidang politik ini, kata Amien sudah menunjukkan kemajuan.Pertanyaannya tentu saja, apakah kita memilih demokrasi politik tetapi lapar atau perut lapar demokrasi terkungkung. Pilihan yang sulit memang.Satu-satunya jalan memang mengadakan perubahan melalui saluran politik. Ya itu dia, pemilu tahun depan. Jika ada kekuatan politik solid untuk memperbaiki negeri ini maka bisa ditempuh dengan perebutan suara. Bukan politik daging sapi tetapi politik untuk kesejahteraan.Kegagalan ada sukses tertunda, kata orang. Jika diterapkan secara makro maka kegagalan Indonesia dalam memberikan kesejahteraan kepada puluhan juta rakyat miskin bisa diobati dengan sejumlah kebijakan yang memihak rakyat, bukan memihak asing dan orang kaya.