Ungkapan Taufik Rahzen, budayawan dan pencinta buku memang menyentakkan saya. Blogger buku merupakan sarana demokratisasi pemaknaan buku. Tafsiran buku tidak lagi didominasi media-media besar yang harus melalui proses editorial. Tepat atau tidak resensi yang dilakukan para blogger terhadap buku buku yang terbit tidak menjadi soal. Desentralisasi pendapat itu yang akan memberikan kontribusi besar dalam masa depan dunia buku.Pendapat Taufik ini memang benar. Kaum blogger buku yang selama ini digarap sambilan akan semakin serius karena ternyata seperti dikemukakan blogger buku, Endah Sulwesi, penerbit buku sekarang dengan senang hati meminta blogger ini untuk merensinya. Artinya mereka membaca kemudian memberikan pendapatnya. Namun diakui Endah, memberikan penilaian itu kadang-kadang mengandung resiko. Apalagi jika dia kenal dengan penulisnya. Namun tetap kejujuran penulis blogger inilah yang akan memberikan makna lebih jauh arti sebuah buku.Berkumpulnya blogger buku ini tampaknya memang menggembirakan. Ini merupakan sebuah pengakuan terhadap hobi yang kemudian juga dihargai oleh para penerbit dan pencinta buku. Coba saja kita berkelana di alam maya, akan banyak sekali situs resensi buku baik yang berbahasa Indonesia atau asing. Kalau para blogger ini serius dengan hobinya niscaya mereka juga akan dibutuhkan dalam peluncuran buku dan pameran buku di masa mendatang.Dengarkan ulasan selengkapnya tentang Blogger Buku