
Film yang mengesankan
Anda pernah nonton film Pay It Forward ? Cobalah kalau ada kesempatan. Film ini sangat inspiratif ! Trevor, seorang siswa sekolah menerima tugas dari gurunya, Simonet. Siswanya di kelas diminta membuat kebaikan kepada seseorang dengan tulus. Kebaikan itu bisa apa saja, menolong tunawisma atau membantu melepaskan kesulitan.Buat kebaikan itu kepada seseorang dan meminta seseorang itu membuat kebaikan lagi. Terus menjadi kebaikan berikutnya. Sejahat apapun seseorang, jika dalam hatinya ada keinginan berbuat baik maka buatlah apa saja.Namun tentu saja berbuat kebaikan termasuk menulis seperti ini.Jika Anda membacanya buatlah kebaikan kepada sisi sekitar Anda. Buatlah kebaikan yang dapat mengubah seseorang sehingga menjadi lebih baik. Buatlah sesuatu dengan menulis puisi, cerita, tulisan kreatif atau membelikan sesuatu yang membuat orang lain berubah, lebih baik. Katakan, sebarkan kebaikan itu sebanyak mungkin.
Like this:
Like Loading...
Related
Dear Asep, saya sudah menonton filmnya dan kebetulan sudah membaca versi bukunya. Laiknya setiap orang yang membaca bukunya terlebih dahulu saya agak kecewa dengan dipilihnya Kevin Spacey sebagai tokoh guru dalam film ini (Eugene Simonet?)Walau Spacey adalah aktor kawakan yang sudah memenangkan best suporting actor dalam film “the suspect” and hey …dia juga pemenang best actor dalam American Beauty, tapi dalam bukunya yang dikarang Catherine Hyde, Mr Simonet adalah guru idealis yang berkulit hitam yang rusak setengah badan dan wajahnya. Terus terang saya membayangkan Denzel Washington lho…:)Pay it Forward tidak saja diganduli pesan-pesan moral namun juga meenyajikan romantika dua manusia yang bertolak belakang intelektualitas dan juga penampilan fisik. Seperti Huckleberry Finn, To Kill Mockingbird, Pay it forward dengan tokoh utamanya seorang anak, adalah buku-buku yang sangat berkesan dan mencubit mengingatkan bahwa saya adalah manusia.Pay it Forward sangatlah logis, jika kita berlomba memupuk kekayaan dengan cara invest Multi Level Marketing, kenapa kita paling tidak mencoba untuk menebar kebaikan secara eksponansial?Peace on earth…really
Waah hebat dong sudah baca bukunya, saya malah belum. Imajinasi pembaca memang lebih asyik dengan buku daripada film. Tapi kelihatannya pembuat film juga menjual nama agar filmnya laku. Namun akhir dari buku itu tragis ya dan sedih lagi.