Indonesia berada di papan atas dalam tingkat korupsi di dunia. Artinya, bangsa Indonesia secara menyeluruh merupakan bangsa paling korupsi. Ironis memang. Memang Indonesia dari jarak jauh terasa sekali berbeda dibandingkan negara dan bangsa lain di dunia. Indonesia seolah tidak pernah bangun tatkala didera oleh kesulitan ekonomi.Salah satu yang dapat dipelajari adalah mahalnya kejujuran. Kecurangan, penipuan, korupsi, berbohong, memutar balikkan fakta, fitnah, mark up proyek, uang pelicin, penyuapan, intimidasi dan berbagai tindak negatif lainnya seolah menjadi bagian dari budaya. Orang yang jujur yang membela kejujuran dan kebaikan, dicibir seolah tidak ada artinya. Seolah-olah mereka mahluk yang sok ideal. Mereka tidak akan pernah maju dan mendapatkan porsi proyek.Berbeda dengan bangsa lainnya, kejujuran dalam pelaporan dan perilaku sekalipun tidak ada yang mengawasi bukan barang aneh. Kejujuran merupakan bagian dalam keseharian. Dia melekat dalam perilaku bangsa itu. Siapa yang memulai ? Entahlah, kemanapun mata memandang banyak nilai kejujuran dalam kehidupan suatu bangsa, selain Indonesia. Tidak mengherankan kemudian secara kolektif bangsa itu lebih unggul, lebih kuat dan lebih kreatif.Apakah kejujuran akan kalah ? Ya untuk sementara. Namun dalam jangka panjang sikap yang sesuai nurani ini akan tetap tegak. Alam mengajarkan bahwa kejujuran merupakan sebuah hukum yang pasti. Ketika menanam singkong maka yang tumbuh adalah singkong, bukan pohon mangga.Jujur dalam melaporkan kemiskinan, kemajuan pembangunan, prestasi ekonomi dan bahkan jujur pada jabatannya sendiri baik dari tingkat presiden sampai pedagang keliling merupakan keharusan bagi bangsa yang terpuruk ini. Kecelakaan di darat, laut dan udara belakangan ini ujung pangkalnya tidak ada kejujuran dalam pelaporan baik soal penumpang maupun kelayakan sebuah kendaraan.Apakah kejujuran akan bisa tegak secara sukarela ? Seharusnya bisa. Namun dalam sejarah, harus ada satu kelompok yang menegakkan kejujuran ini. Penegakan hukum, dalam bahasa sekarang. Sayangnya di sebagian besar instansi hukum di Indonesia, ini juga barang mewah. Kemana mata memandang, kejujuran sangat didambakan tetapi sulit didapatkan. Saatnya menularkan virus kejujuran dari rumah sampai istana negara.
Hikmah 3: Kejujuran akan selalu unggul
03 Saturday Mar 2007
in
Journalists as the fourth estate have the privilege to report with conscientious reportage. As a writer, I try to write truthfully with integrity and accountability, regardless of the consequences.Why? Because those who are privileged with the “power of a pen” has the ability the re-shape the world, just like George Orwell said. (I’ve quoted him in this blog posting of mine: http://www.jenniesbev.com/2007/03/05/why-i-write-by-george-orwell/ .)Keep up the great work, Asep, and make us all proud.Best wishes,Jennie S. Bevhttp://www.jenniesbev.com (American perspective)http://www.jennieforindonesia.com (Indonesian perspective)
You inspire me to write more about making great deed in this world for seek of hereafter.