Tragedi bisa terjadi setiap saat. Media cenderung meliput habis-habisan tragedi ini terutama kalau sudah menyangkut drama manusia. Nasib hidup dan mati insan ini menjadi sebuah berita yang akan menjadi pusat perhatian dunia. Apalagi jika skala tragedi itu mengglobal seperti bom London, bom Bali dan kelaparan di Afrika.
Hari ini tanggal tujuh Juli 2006, tepat satu tahun tragedi pemboman di London. Yang sudah diketahui umum sebanyak 52 orang meninggal karena aksi bom empat orang di jaringan kereta bawah tanah dan sebuah bus.
Peristiwa pemboman itu terjadi saat saya berada di lapangan ketika akan berangkat ke kantor. Suasana mencekam dapat saya rasakan di London mulai sejak melangkah ke kereta api, jalan di London yang seperti kota mati dari kendaraan umum dan suara melengking ambulans dan polisi.
Beberapa angle yang bisa digarap dalam penulisan tragedi seperti tragedi di London ini:
1. Selalu diangkat adalah drama manusia. Mereka yang meninggal, perasaan mereka yang selamat, keluarga korban adalah sumber berita yang kuat. Hindari statistik. Sajikan statistik dalam bentuk grafik. Penulisan diarahkan kepada emosi dan suasana berduka yang akan mendominasi tulisan sejak lead sampai akhir. Drama manusia ini merupakan sebuah gambaran betapa hidup dan mati, betapa semua ini akibat konflik akan menjadi menarik..
2. Sajikan dalam bentuk feature. Pendekatan feature dengan penonjolan karakter dan emosi manusia adalah sajian yang biasanya lebih menyentuh dan mengundang pembaca. Inilah yang akan membuat sebuah penulisan berita akan menarik. Fokus kepada karakter manusia dan penyajian yang lebih mengalir dari sekedar standar 5W1H. Penulisan seperti ini memang memerlukan latihan sendiri, tidak hanya sekedar menuliskan berita standar. Biasanya penulisan bentuk feature ini lebih berat dari sekedar penyajian hardnews biasa.
3. Selain bentuk emosi manusia yang ditonjolkan, jangan lupa konteks pemberitaan. Tragedi terjadi dalam sebuah peristiwa. Meski sorotan itu terhadap emosi dan suasana hati mereka yang terlibat dan yang melihat maka peristiwa yang melingkupinya, misalnya jenis bom apa jika memang itu ledakan bom atau badai seperti apa dan berapa kekuatannya.
4. Jangan lupa di bagian belakang menuliskan sebuah ulasan sedikit mengenai apa yang terjadi kemudian, bagaimana para korban tragedi ini dan apakah akan bertambah jumlahnya. Lalu apakah gempa atau bencana itu akan terjadi lagi misalnya dalam kasus liputan di Yogya.
penulisan tragedi….
saya ada disini untuk rasa sakit. oooh…