Mengejar sumber berita seperti tokoh perjuangan Muslim Moro Nur Misuari yang pernah dikenal dalam perang gerilyawanya bukanlah langkah yang sepele. Diperlukan taktik yang menyertakan semua sumber untuk sampai mendekatinya.
Setelah Misuari menandatangani perdamaian di Istana Malacanang, Manila, saatnya untuk mendekati Misuari sebagai orang yang sekarang diakui oleh Pemerintah Filipina.
Kebetulan Kompas memiliki koresponden di Manila yang memang wartawan profesional untuk beberapa surat kabar asing. Kalau tidak salah namanya Barbara Dacanay. Melalui pintu koresponden inilah saya mencari akses kepada Misuari yang berada di Zamboanga, selatan Filipina.
Akhirnya diberi nama rekan dia untuk menanyakan apakah ada akses kepada Misuari. Setelah berunding kemudian janji bertemu di Zamboanga City. Urusan pertama yang dilakukan setelah mendapat nomor kontak dan berbicara langsung adalah memesan pesawat. Perjalanan Manila ke Pulau Zamboanga tidaklah dekat. Setelah mengatur perjalanan dengan perhitungan beberapa hari di Zamboanga ini maka akhirnya diputuskan untuk ke selatan mengejar Misuari.
Rekan wartawan Filipina ini memang cukup lama di lapangan sehingga saya berkesempatan untuk diantar masuk ke markas dan basis dari Front Pembebasan Nasional Mor, MNLF. Untuk memasuki kawasan ini saya beruntung diantar rekan wartawan Filipina ini sampai ke daerah pedalaman dengan kendaraan sendiri karna tidak ada taksi sampai ke sana.
Akhirnya dengan relasi wartawan ini saya ditinggal di markas Misuari ini, dititipkan ke bagian media dan asisten Misuari. Kebetulan pada hari kedatangan ada acara Misuari mengunjungi pulau terpencil yang pernah menjadi basis perjuangan dia melawan Filipina. Nah saya berusaha menempel Misuari dan rombongan dengan naik kapal boat Jihada1, Dengan kecepatan tinggi kapal melesat menuju laut lepas pada siang hari dan kemudian di tengah-tengah boat itulah saya mendekati Misuari untuk sebuah wawancara khusus disela-sela gemuruh ombak dan deru mesin boat.
Wawancara, foto bersama berlangsung lancar dan dalam suasan santai seraya menuju sampai ke sebuah pulau di tengah lautan.
Beruntung bisa mengambil banyak foto bersama rombongan Misuari yang katanya semua adalah mantan gerilyawan dan pernah mengangkat senjata. Di Pulau itulah Misuari mengenang perjuangannya dan disambut meriah penduduk yang jumlahnya bisa dhitung dengan jari. Dijamu dengan bakar ikan maka pesta kecil ini disela dengan canda dan tertawa karena damai sudah di tangan dengan otonomi khusus Moro.
Jadi kalau memang kesulitan mendekati nara sumber, maka salah satu jalan yang ditempuh menggunakan relasi wartawan lokal untuk menemui akses ke sumber utama berita. Disinilah perlunya kontak yang luas wartawan dimanapun bahkan sampai ke mancanegara.
selamat pagi, kebetulan saya akan melakukan peliputan ke Filipina pada bulan November 2009 mendatang, saya sekarang sedang mencari koresponden metro tv atau kompas yang ada di sana, setalh saya membaca artikel ini, apakah pengelola web ini mempunyai kontak Barbara Dacanay, sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih
boyke