• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Academic Profile

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Tag Archives: Ihsan

Berbahagia dengan Ihsan

01 Thursday Apr 2010

Posted by Setiawan in Archive

≈ Leave a comment

Tags

Ihsan, Islam, muhsinin

The name of الله Allāh, written in Arabic call...
Image via Wikipedia

Ihsan merupakan sebuah proses metafisik yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang kesadaran spiritualnya tinggi. Ihsan adalah suasana hati dimana peribadatan kita kepada Tuhan dilakukan dengan sepenuh kesadaran disaksikan oleh Sang Pencipta. Kesadaran disaksikan secara gaib atau tak terlihat ini merupakan salah satu tahapan kadar ruhani yang lebih tinggi dari biasanya.Dengan kesadaran Ihsan ini maka ruhani terus nyambung dengan Sang Pencipta. Meski teorinya seharusnya nyambung selama terus menerus namun pada kenyataannya tidaklah mudah, membutuhka pelatihan terus menerus.Salah satu cara untuk melatih suasana Ihsan dalam diri adalah ketika melaksanakan shalat. Menghadirkan Allah dalam kesadaran ruhani ketika melakukan lima kali ibadah shalat wajib merupakan satu langkah yang sangat signifikan. Rasulullah menjelaskan bahwa Ihsan adalah beribadah kepadanya-Nya seperti melihat-Nya sekalipun kita tidak bisa melihat-Nya sesungguhnya Allah menyaksikan kita.Kesadaran inilah yang dapat mencegah setiap insan dalam kesendirian untuk bertindak yang tidak semestinya. Bahkan sekalipun bersekongkol berdua tidak ada orang yang tahu, Allah menyaksikannya.Dalam alam dimana Indonesia menjadi nomor satu dalam hal korupsi dan penyimpangan serta penipuan maka bagi kalangan tertentu sikap Ihsan merupakan tantangan. Bisakah segala tindak tanduk ini transparan di mata-Nya?

[2:195] Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Dalam pengertian lainnya Ihsan dapat dianggap sebagai perbuatan baik yang Allah menyebutnya sebagai orang yang dicintai-Nya.
Karena keyakinan kepada yang gaib merupakan keistimewaan manusia maka seseorang yang tidak melengkapi dirinya dengan rasa Ihsan ini sepertinya privilige itu hilang. Dia bahkan bisa terjerumus kedalam perilaku seperti binatang bahkan lebih buruk lagi.
Sebaliknya jika meyakini bahwa Ihsan ini sebuah keadaan yang senantiasa melekat pada dirinya maka akan terassa membahagiakan di tempt sepi atau ramai.
Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Recent Posts

  • Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan
  • Statecraft 3.0: AI dan Masa Depan Diplomasi
  • Perang Dagang Amerika-China 2025: Analisis Implikasi terhadap Ekonomi Asia Tenggara
  • Strategi Palestina Pasca Pengakuan Internasional
  • Perjuangan Palestina: Dari Pengakuan ke Kedaulatan Efektif

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Academic Profile
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

  • Subscribe Subscribed
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
%d