• Home
  • About
  • International Relations
    • Journal Articles
    • Books
  • Journalism
    • Karya Jurnalistik
  • Commentary
  • Lecture
    • Politik Luar Negeri Indonesia
    • Pengantar Hubungan Internasional
    • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Academic Profile

Jurnal Asep Setiawan

Jurnal Asep Setiawan

Category Archives: Persiapan

Apa yang membuat Anda jadi wartawan ? (2)

10 Monday Jul 2006

Posted by Setiawan in Persiapan

≈ 8 Comments

Seperti dijelaskan dalam posting terdahulu ada beberapa alasan secara pribadi yang dipandang karir di dunia jurnalistik menjanjikan masa depan seperti karir di profesi lainnya.

2. Alasan untuk terjun ke dunia jurnalistik adalah keinginan untuk keliling Indonesia dan kalau perlu dunia setidaknya di Asia Tenggara. Keinginan berkunjung ke negara lain merupakan salah satu pendorong untuk masuk ke media. Kita tahu bahwa sejumlah jurnalis yang handal dikirim medianya ke luar negeri untuk mengikuti berbagai peristiwa. Berkunjung ke berbagai kota di Indonesi apalagi berkunjung ke negara lain merupakan cita-cita yang besar. Sebagian orang mungkin berkunjung ke negara lain atas biaya sendiri, namun biasanya karena tugas liputan ke luar negeri seorang jurnalis jalan-jalan dengan gratis.

Seorang yang berjalan-jalan di Indonesia tentu wawasannya akan lebih luas dibandingkan mereka yang tinggal di satu kota. Jalan-jalan di muka akan membuat kita lebih bijaksana dalam mengkaji sesuatu dan pada saat yang sama mendapatkan informasi dan pengetahuan luas mengenai adat istiadat berbagai suku bangsa di satu negara. Di sisi lain, tugas liputan antar kota juga memberikan perspektif mengenai pembaca atau audiens.

Dapat dibayangkan kalau terjun ke dunia jurnalistik maka kesempatan keliling dunia pun terbuka. Saya dapat mengetahui berbagai adat istiadat di berbagai negara, saya dapat belajar bahasa asing dan juga berkenalan dengan berbagai kalangan di luar negeri. Ini kesempatan yang tidak akan banyak didapat dari jenis karir lainnya. Intensitas untuk kunjungan ke luar negeri pun akan tinggi sejalan dengan semakin baiknya kualitas liputan.

Setelah berkarir cukup lama baik Kompas maupun di BBC, maka jelas semua bayangan ketika akan masuk ke dunia jurnalistik ini sebagian sudah terwujud. Berbagai negara telah dikunjungi dan berbagai kota juga pernah disinggahi. Pengenalan terhadap berbagai bangsa bisa memberikan perspektif baru mengenai apa yang disebut Indonesia di mata internasional. Begitu kita keluar Indonesia kita segera dapat membandingkan seberapa majunya Indonesia dibandingkan negara tetangganya. Kita juga bisa sedikit tahu mengapa mata uang rupiah tidak laku di dunia, mengapa Indonesia tertinggal dibandingkan tetangganya dan bagaimana pula kira-kira kelemahan Indonesia yang harus diobati setidaknya melalui laporan jurnalistik.

3. Alasan ketiga masuk kedalam media antara lain keinginan bertemu dengan berbagai kalangan dalam masyarakat. Seorang wartawan akan bertemu dengan strata sosial paling rendah seperti pemulung atau pengemis dan di titik ekstrim lain akan bertemu dengan raja-raja, presiden atau perdana menteri. Sebuah anugrah bisa bertemu dengan seorang pengamen, pedagang asongan atau pemulung namun bisa menyampaika aspirasi mereka kedalam media. Saat yang sama kita bisa bertemu kalangan terkemuka di dalam masyarakat seperti pejabat tinggi, intelektual dan kalangan profesional lainnya untuk menjadi medium menyampaikan gagasan mereka.

Pertemuan dengan berbagai kalangan akan membuka wawasan lebih luas. Saya teringkat kemudian ketika mendapatkan kesempatan wawancara dengan sejumlah pakar di Indonesia mulai dari Juwono Sudarsono, Lie Tek Tjeng, Alfian, Nurcholis Majid, Frans Magnis Susoeno, Arbi Sanit, Ali Alatas sampai dengan Hasan Wirajuda dalam berbagai kesempatan. Saya merasakan terjadi lompatan besar dalam informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh  kalangan intelektual ini. Lompatan keilmuan ini sangatlah berharga dalam penulisan di belakang hari.

Dalam liputan juga bisa mendengarkan bagaimana Raja Norodom Sihanouk berbicara, bagaiman Sheikh Zayed dari Emirat Arab dan bagaimana pula Menteri Luar Negeri Amerika James Baker bahkan bagaimana bisa mendengarkan langsung Presiden Uni Soviet waktu itu Mikhail Gorbachev dalam liputan di Madrid, Spanyol. Atau ketika wawancara Mantan Deputi PM Malaysia Anwar Ibrahim serta pejuang demokrasi Aung San Suu Kyi memberikan perspektif baru tentang kehidupan mereka.

Pertemuan dengan tokoh Indonesia dan Dunia memberikan kesempatan untuk bertukar pandangan dan  menyerap karakter mereka yang kuat. Inilah salah satu motivasi mengapa bergerak di dunia jurnalistik akan memperkaya wawasan dan sekaligus berkesempatan duduk bersama dengan penguasa dunia dan juga dengan anggota masyarakat  biasa. (to be continued)

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Memahami apa itu berita

09 Sunday Jul 2006

Posted by Setiawan in Persiapan

≈ 24 Comments

Dalam setiap berita biasanya ada cerita di baliknya. Tidak semua cerita itu muncul dalam pemberitaan. Mungkin karena keterbatasan durasi atau halaman bisa juga karena kebijakan editorial.

Oleh sebab itulah dalam berita itu di belakangnya kadang terdapat rahasia yang tidak bisa diberitakan.

Berita sebenarnya bisa lahir dari tangan penulis atau jurnalis bukan semata-mata dari peristiwa. Dalam satu peristiwa setiap jurnalis dan media memiliki cara memberitakan yang berbeda. Kalimat dan sudut pandang juga berbeda meski hadir dalam peristiwa sama. Itulah mengapa berita sudah dikemas dengan berbagai sentuhan termasuk kebijakan editorial dan penyuntingan isinya.

Lalu apa berita yang dimuat di media massa itu ?

Definisi klasik adalah berita adalah semua yang tercetak dalam surat kabar atau media cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau video juga disebut berita. Jadi dalam pandangan ini berita sebenarnya adalah peristiwa yang dilaporkan oleh media massa. Oleh sebab itulah maka setiap media massa memiliki sudut sendiri dalam melaporkan sebuah peristiwa.

Berita tidak semua peristiwa. Ini yang perlu dicamkan oleh seorang jurnalis. Banyak peristiwa yang terjadi tetapi tidak semua menjadi berita. Artinya bahwa banyak peristiwa terjadi setiap hari di sekeliling kita atau di dunia, namun media akan memiliki mana saja yang akan diberitakan dan dilaporkan. Dalam memilih apa yang akan dilaporkan inilah kemudian muncul kemampuan seorang jurnalis dan editor untuk menyaring apa yang layak di dengar, dibaca atau dilihat.

Sebuah definisi tentang berita yang dimuat Media Awarness menyebutkan bahwa:

News has two priorities: it must be current, and it must mean something to people. A story about the environment and a story about the Oscars can both be newsworthy, for different reasons.

Berita itu menyangkut sesuatu yang baru dan berarti bagi sebagian orang.

Sifat current, sedang terjadi merupakan pilar penting dari sebuah berita. Namun arti sedang terjadi bisa juga sebuah peringatan terhadap peristiwa sejarah.

Untuk lebih mendalam saya sertakan sebuah definisi news dari berbagai kalangan versi Newsmanual:

When a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news.
Charles Anderson Dana, American journalist, 1819-1897

News is what somebody somewhere wants to suppress; all the rest is advertising.
Lord Northcliffe, British publisher 1865-1922

Well, news is anything that’s interesting, that relates to what’s happening in the world, what’s happening in areas of the culture that would be of interest to your audience.
Kurt Loder, American journalist, b. 1945

Put it before them briefly so they will read it, clearly so they will appreciate it, picturesquely so they will remember it and, above all, accurately so they will be guided by its light.
Joseph Pulitzer, American publisher, 1847-1911

News is anything that makes a reader say, `Gee Whiz’!
Arthur MacEwen, American editor,

No one says “Gee Whiz!” very much these days, of course, not even in America — both because that expression has long since been supplanted by others more colourful and less printable, and because our capacity for surprise has long since been dulled by a surfeit of sources.
Shashi Tharoor, Indian writer and diplomat, b. 1956

What you see is news, what you know is background, what you feel is opinion.
Lester Markel, American journalist, 1894-1977

It is hard news that catches readers. Features hold them.
Lord Northcliffe, British publisher 1865-1922

To a journalist, good news is often not news at all.
Phil Donahue, American entertainer, b. 1935

No news is good news.
Ludovic Halevy, French author, 1834-1908

[News is] a first rough draft of history.
Philip L. Graham, American publisher, 1915-1963

For most folks, no news is good news; for the press, good news is not news.
Gloria Borger, American journalist, b. 1952

The real news is bad news.
Marshall Mcluhan, Canadian communications theorist, 1911-1980

News is what a chap who doesn’t care much about anything wants to read. And it’s only news until he’s read it. After that it’s dead.
Evelyn Waugh, British author, 1903-1966

Good stories flow like honey but bad stories stick in the craw [gullet]. What is a bad story? It’s a story that cannot be absorbed in the first time of reading. It’s a story that leaves questions unanswered.
Arthur Christiansen, British newspaper editor, 1904-1963

Hard news really is hard. It sticks not in the craw but in the mind. It has an almost physical effect, causing fear, interest, laughter or shock.
Andrew Marr, British journalist, b. 1959

Never awake me when you have good news to announce, because with good news nothing presses; but when you have bad news, arouse me immediately, for then there is not an instant to be lost.
Napoleon Bonaparte, French Emperor, 1769-1821

Journalism consists largely in saying Lord Jones died to people who never knew Lord Jones was alive.
G.K. Chesterton, British writer, 1874-1936

News reports stand up as people, and people wither into editorials. Clichés walk around on two legs while men are having theirs shot off.
Karl Kraus, Austrian satirist, 1874-1936

A master passion is the love of news.
George Crabbe, British poet, 1754-1832

Reblog this post [with Zemanta]

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...

Apa yang membuat Anda jadi wartawan ?

05 Wednesday Jul 2006

Posted by Setiawan in Persiapan

≈ 2 Comments

Pertanyaan ini mungkin lebih penting dari persoalan teknis yang dibahas dalam blog mengenai liputan. Wartawan adalah pekerjaan yang aneh.Ketika saya memasuki karir sebagai wartawan secara sadar melalui Kompas tahun 1988, potret karir ini tidaklah cemerlang. Suasana saat itu masih diliputi represi dan tekanan serta sensor.

Mungkin pandangan subyektif akan lebih bermakna kalau alasan ini dikemukakan dengan teori-teori tentang jurnalistik. Alasan ini akan diringkaskan dalam beberapa poin untuk nanti dielaborasi.

1.Pertama, barangkali pribadi saya terbawa oleh orang tua sebagai guru di sekolah menengah. Apalagi ibu yang guru bahasa Indonesia memiliki pengaruh besar.Bahasa Indonesia ternyata di kemudian hari sangat penting dalam karir di dunia jurnalistik. Salah satu kalimat yang sangat mempengaruhi saya adalah tulisan Bung Karno dalam buku di Bawah Bendera Revolusi bahwa kalau guru adalah memberikan pendidikan kepada satu kelas, maka wartawan adalah guru yang memberikan pendidikan kepada masyarakat, kepada bangsa. Kalimat Bung Karno ini sungguh indah dan memberikan pandangan kuat terhadap liputan di lapangan.Ya seorang jurnalis tidak lain adalah guru bagi masyarakatnya, guru di ruang terbuka bukan di kelas yang tertutup.Wartawan adalah kalangan intelektual yang memberikan wawasan dan pencerahan kepada masyarakat dengan menemukan berbagai masalah di lapangan.

Dia bekerja tidak hanya sekedar membuat berita atau ulasan. Dia bekerja karena sadar sebagai guru yang semestinya memberikan arah kepada kehidupan bangsanya. Kalau hanya sekedar kuli disket atau kuli tinta, maka pekerjaan wartawan adalah membosankan dan melelahkan. Namun terbukti pandangan yang lebih mendalam sebagai bagian dari kalangan intelektual yang terbukti di di seluruh dunia akan memberikan tekanan dan penghargaan atas profesi ini.

 to be continued

Share this:

  • Click to share on X (Opens in new window) X
  • Click to share on Facebook (Opens in new window) Facebook
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window) WhatsApp
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window) LinkedIn
  • Click to email a link to a friend (Opens in new window) Email
  • Click to print (Opens in new window) Print
Like Loading...
← Older posts
Newer posts →

Recent Posts

  • Bencana Alam di Sumatera: Pemicu dan Solusi Berkelanjutan
  • Statecraft 3.0: AI dan Masa Depan Diplomasi
  • Perang Dagang Amerika-China 2025: Analisis Implikasi terhadap Ekonomi Asia Tenggara
  • Strategi Palestina Pasca Pengakuan Internasional
  • Perjuangan Palestina: Dari Pengakuan ke Kedaulatan Efektif

Archives

Categories

My Tweets

Pages

  • About
  • Academic Profile
  • Bahasa Inggris Diplomasi
  • Karya Jurnalistik
  • My Books
  • Pengantar Hubungan Internasional
  • Politik Luar Negeri Indonesia

Create a website or blog at WordPress.com

  • Subscribe Subscribed
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • Jurnal Asep Setiawan
    • Subscribe Subscribed
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...
 

    %d