Setelah delapan tahun di London sebagai produser BBC Siaran Indonesia, kini sedang besiap menghadapi tugas baru sebagai Kepala Biro Jakarta mulai 1 Agustus. Suatu perkembangan menarik saya kira dan juga tantangan. Berkelana di Eropa delapan tahun banyak sekali yang bisa ditulis mulai dari budaya sampai dengan persoalan gaya hidup dan politik di benua yang sangat dinamis ini.17 Agustus nanti barangkali akan bisa dinikmati di udara Jakarta yang lembab dan panas. Saya membayangkan kembali kepada kemacetan, polusi udara dan panas. Di London dalam perjalanan ke tempat kerja nyaris tidak terasakan kemacetan karena semuanya naik underground. Duduk dari Barking Station kemudian turun di Temple Station lalu melangkah ke kantor beberapa menit, paling 10 menitan lalu sampai ke tempat kerja.Kemudian pulang juga demikian naik Temple di tepi Sungai Thames dengan sedikit padat karena memang jam bubar kantor. Kalau lagi penuh sesak, yang berdiri saja bersama 3 juta orang komuter London. Naik underground memang bisa dikatakan kemewahan dibandingkan naik kendaraan di Jakarta. Setidaknya empat jam umur manusia Jakarta dan sekitarnya habis di jalan. Naik kendaraan sendiri atau bus umum tidak ada bedanya. Semuanya macet karena menggunakan jalan yang sama.Itulah kenyataan di Jakarta yang baru saja saya tengok April lalu.Tapi Jakarta juga menyimpan banyak kenangan ketika masih bersama Kompas sejak 1988, menikmati suka dan duka di bawah kekuasaan Orde Baru sampai kemudian bubar tahun 1998.Persiapan kali ini akan banyak sekali karena keluarga juga berminat ikut, setidaknya satu tahun. Anak-anak ada yang di College dan ada pula yang belum sekolah. Kesulitan akan banyak sekali tetapi kalau tidak merasakan pendidikan di Indonesia sayang sekali ya.Agustus barangkali akan menjadi bulan istimewa bagi keluarga kami. Tidak hanya akan bertemu kerabat dan orang tua, tapi juga handai tolan dan kenalan yang selama ini hanya mendengar kabar dari jauh.