Berkarir di bidang jurnalistik seperti bidang lainnya menuntut kesungguhan. Anda tidak bisa setengah-setengah. Kesalahan banyak dari jurnalis adalah tidak bermain dalam istilah sepakbola “total football”. Anda tidak menguasai berbagai bidang yang menjadi garapan Anda. Misalnya, jika anda seorang reporter di lapangan, tidak mengembangkan tips dan trick untuk mendapatkan “breaking news” atau “scoop” sehingga Anda bisa menjadi leading dalam pemberitaan.

Saya teringat ketika liputan di Jakarta tahun 2002, setelah pemboman Bali semua mata tertuju untuk memburu pelakunya. Siapa pelaku pemboman yang menewaskan 202 orang itu ? Kantor berita lalu meramaikan bahwa seorang pelakunya telah tertangkap di Jawa Timur. Informasi ini bersumber dari polisi di Surabaya namun kemudian ditarik lagi karena alasan tidak jelas. Nah, media semua bergegas membongkar siapa orang itu ? Jika Anda memiliki akses ke kepolisian, maka disinilah waktunya mendapatkan “breaking news”. Nilainya sangat besar karena akan merupakan catatan perjalanan karir Anda.

Ketika saya mewawancara Aung San Suu Kyi di kediamannya di Rangoon di tengah 200-an wartawan yang berburu untuk menemuinya, inilah adalah sebuah kenangan yang tidak terlupakan. Cara dan pendekatan untuk menemui nara sumber memberikan bahan bagi liputan mendatang.

Salah seorang pakar pengembangan karir, Brian Trarcy memberikan rumusan menarik bagaimana Anda sekarang menyusun strategi karir. Dia menjelaskan ada delapan pertanyaan yang harus dijawab.

Pertama, Values. Dalam karir di bidang jurnalistik, karir, kualitas dan sikap apa yang merupakan hal penting? Ini tentu saja berkaitan dengan nilai-nilai seorang jurnalis yang mencari kebenaran. Fakta dan data yang disampaika melalui media Anda merupakan kredo bagi seorang jurnalis. Tidak hanya fakta yang berimbang tetapi juga penyajian yang cepat dan akurat. Jurnalis adalah penyambung informasi kepada masyarakat sekaligus melakukan pendidikan kepada masyarakat. Bayangkan jurnalis tidak hanya di sekitar kantor Anda, tetapi citrakan bahwa karir jurnalis ditempuh berbagai orang dan berbagai keahlian di mancanegara mulai dari Amerika Serikat sampai dengan Indonesia. Belajarlah dari mereka mengenai nilai-nilai dalam karir jurnalistik.

Kedua, Visi. Apa visi Anda dalam lima tahun ke depan. Jika posisi Anda sudah baik apakah bisa lebih baik lagi? Apakah Anda hanya akan bekerja secara rutin sebagai jurnalis dengan posisi reporter atau editor ? Bayangkan kontribusi Anda untuk kemanusiaan? Apakah hanya sumbangsih anda lima tahun ke depan terbatas pada kebutuhan keluarga, kebutuhan keuangan atau lebih dari itu? Visualisasi ini penting untuk menyusun strategi bagi karir Anda. Baca selanjutnya.