APAKAH KAMU GADGET FREAK,
KREATIF & GAUL?
Sebuah majalah baru yang berkantor di daerah Tebet membutuhkan
reporter dengan kriteria sebagai berikut:
– Cewek/cowok berusia max 28 tahun.
– Bahasa Inggris lancar, terutama dalam penulisan.
– Suka dan mengerti seputar gadget dan teknologi.
– Kreatif & gaul.
– Tidak gaptek .
– Tahan banting dan bekerja sesuai deadline.
– Sarjana S1 diutamakan.
– Punya pengalaman minimal 1 tahun di bidang majalah.
Kirimkan CV, contoh tulisan seputar gadget maupun contoh tulisan
lainnya, blog atau artikel online serta gaji yang diinginkan ke:
hrd@cityku.com selambat-lambatnya 2 minggu setelah posting ini.
lulusan SLTA gmn mas?apakah bisa
Tuduhan-tuduhan bodoh membebek gaya Orba “orang-orang” SBY-JK. Menurut Gus Dur dengan sangat jelas bahwa pak Syamsir “orang yang dibayar SBY” (Kompas dan Koran-koran lainnya). Kita mahasiswa melihat padahal mestinya sebagai kepala BIN, pak Syamsir harus mengabdi pada negara/rakyat bukan pada pemerintah/rezim. Pak Syamsir dengan tidak intelek dan seperti anak kecil dengan semborono menyatakan bahwa aksi moral kami mahasiswa dan komponen rakyat dan buruh di banyak tempat di negeri ini dalam menentang BLT dan penaikan BBM itu dikatakan ditunggangi. Oh, pak Syamsir. Kenapa suka bicara menunggangi? Apakah pak Syamsir sudah tidak mampu menunggangi? Kuno, pak Syamsir. Tunggang-menunggangi itu relatif. Bisa iya bisa tidak. Tergantung ngliatnya. Pak Syamsir juga bisa ditunggangi dan menunggai, ditunggangi SBY-JK dan menunggangi mereka. Juga dapat dikatakan tidak ada yang menunggangi kan? Anehnya MetroTV dengan malah membuat liputan adu-domba, melalui acara Metro Realita semalam dan sepertinya menuduh Rizal Ramli menunggangi. Metro juga tampak memihak pak Syamsir. Metro dalam uraiannya itu mengulas Rizal Ramli penunggang. Wah-wah-wah, ternyata seperti itu MetroTV ternyata? Bagi kami mahasiswa BEM dan mahasiswa jaringan-jaringan lainnya, Metro jelas sangat tendensius. Apakah perlu MetroTV kami demo juga? Itu bukan pertama kali. Sementara itu, aneh dan sangat menggelikan, humas Polri Abu Bakar pagi tadi atau semalam menyatakan bahwa ada pihak-pihak yang ingin “membenturkan”. Apa pula ini? Kita mahasiswa semua tahu dan bahkan anak kecil SD pun ngerti. Adik-adik kita anak SD bilang pernyataan pak Syamsir dan pak Abu Bakar lucu deh.”Masa’ seperti itu dibilang ada yang nunggangi. Kita anak SD juga tahu itu kan karena kenaikan bbm dan rakyat makin susah,” kata seorang adik kita yang duduk di kelas 5 SD. Dia melanjutkan: “Lucu ya pejabat-pejabat kita, bang? Masa’ pejabat ngomongnya kayak gitu, kayak kita anak SDi” Dan kami mahasiswa geli juga ngliat cara-cara pejabat-pejabat kita yang persis seperti cara-cara zaman pak Harto dulu: mencari kambing hitam. Maka kita dan juga semua orang yang melihat dan mendengar pernyataan itu geli. Rupanya pejabat-pejabat itu masih seperti “katak dalam tempurung” dan menganggap mahasiswa, buruh dan rakyat masa kini masih seperti zaman Orba yang dapat dibodohi. Da juga tidak habis pikir gimana lembaga keamanan terpenting seperti BIN yang mestinya mencium musuh-musuh luar yang bergentayangan di negeri ini yang menyamar di perusahaan-perusahaan asing cabang local, malah memusuhi mahasiswa, buruh dan rakyat sendiri. Ini adalah satu-satunya di dunia. Intelijen-intelijen negara-negara lain melihat musuh berasal dari warga atau bangsa lain dan bukan mencari musuh atau memusuhi warga/bangsa sendiri. Menggelikan kalau BIN dan Polri dipimpin orang-orang seperti pak Syamsir. Menggelikan juga kalau kahumas Polri juga seperti pak pak Abu Bakar. Kok seperti anak-anak. Harusnya BIN dan Polri berpikir dalam, merenung lalu mampu melihat nyata apakah misalnya SBY-JK masih pantas dipertahankan, dan apakah tidak sepantasnya mendukung pelengseran SBY-JK? Juga untuk berpikir apakah SBY-JK memang mengawal demokrasi atau hanya ingin memperkaya diri dan tak perduli dengan rakyat? BIN dan Polri juga mestinya berpikir apakah SBY-JK menjadikan rakyat sejahtera seperti di negara-negara lain yang tahu apa makna demokrasi (demokrasi adalah mensejahterakan rakyat dan membuat pendidikan buuuuaaaanyyyyaaak PTN/PTS tetap dijangkau seluruh anak bangsa, lihat Negara-negara lain di manapun termasuk di Amerika sendiri). Kapan bapak-bapak pejabat dan ibu-ubu pejabat berhenti membodohi bangsa ini? Kalau sidah diberi palajaran kami para jaringan mahasiswa Indonesia seluruh dunia?! BIN dan Polri hendaknya melihat apakah SBY-JK membuat penddikan hingga ke PTN-PTS murah terjangkau oleh seluruh anak rakyat (itu justru makna demokrasi). BIN dan Polri hednaknya intelek dan tahu tugas kenegaraan/kerakyatannya bukan mengabdi pada pemerintah. Salah. Di manapun di dunia, badan inteleijen dan polisi mengabdi pada negara/rakyat dan bukan pada pemerintah (mohon bapak-bapak sekolah lagi ding). Sebab badan intelijen dan polisi, juga BIN dan Polri, didanai uang rakyat/Negara bukan uang pemerintah! Rakyat jangan terus ditindas hak-haknya. Kini tak ada jaminan hidup layak bagi rakyat seperti yang dinikmati sesamanya di Malaysia, Thailand, Singapura dan lainnya. BIN dan Polri bersma-sama TNI harus menyadari hal itu dan berbuat seiring Konstitusi dan bukan memperalat Konstitusi atau mau diajak KKN memperalat Konstitusi atau menyelewengkan Konstitusi. Rakyat, buruh dan kami sudah lama melihat bahwa SBY-JK sudah tak berguna, maka BIN, Polri juga mestinya harus lebih cepat melihat seperti itu. SBY-JK sudah lama membodohi rakyat dengan semua kebijakannya yang tidak pro rakyat tetapi mengatasnamakan berpihak pada rakyat. Nyaris tak ada satu pasal mengenai ekonomi dan pendidikan dan lainnya di Konstitusi kita yang tidak dilanggar SBY-JK. Mestinya ketua DPR/MPR harus sudah melengserkan SBY-JK atas nama amanat penderitaan rakyat. Oleh karena itu kita semua mahasiswa bangkit untuk menegakkan makna Konstitusi. Mahasiswa akan terus menghimpun seluruh kekuatan buruh dan rakyat juga untuk terus maju menekan DPR/MPR agar adakan sidang istimewa melengserkan SBY-JK. Bagi kami siapapun yang tampil berdemo membela hak-hak rakyat yang terus dimiskinkan dan tidak diberdayakan secara benar, adalah pahlawan. Siapapun! Bagi kami, Rizal Ramli yang waktu lalu ikut turun berdemo dan akan terus ikut berdemo dan mengajak tokoh-tokoh lainnya jelas adalah pahlawan, karena mereka berhati nurani mau menentang kazaliman dan ketakadilan BLT dan penaikan BBM semena-mena, Rizal Ramli itu pahlawan dan ia di garis yang benar. Kenapa pak Syamri dan pak Abu Bakar dan pejabat-pejabat sekelompok lainnya tidak membela kami mahasiswa, buruh dan rakyat, yang selalu dibuat menderita, tidak seperti rekan-rekan kami di negara-negara lain? Butakah bapak? Gilakah bapak? Kami mahasiswa jaringan seluruh negeri dan luar negeri akan ajak seluruh komponen untuk berdemo damai, dan yang bukan damai bukan dari kami, untuk bawa tokoh kawakan seperti Sri Bintang Pamungkas, Kwik Kian Gie, Sjahrir 9pak Sjahrir harus bergabung juga), kemudian Mochtar Pakpahan, Hariman Siregar, juga pak Amien Rasis dan seluruh komponen rakyat dan buruh untuk menentang pengkhianatan atas Kosntitusi kita. Kami bersama mereka akan minta DPR/MPR atau mereka sadar bersedia membuat sidang istimewa sendiri untuk secepatnya menurunkan SBY-JK karena membuat seluruh rakyat semakin menderita dengan ngawur dan tidak bukan, jadi bukan soal populis dan tidak, menaikkan gila harga BBM dan membagi-bagi BLT dengan “tak ada negara manapun yang melakukan kebijakan seperti itu,” kata seorang anggota DPR vokal dari PKS itu. Itu benar. SBY-JK harus turun kalau tidak segera mengembalikan harga BBM, pangan dan angkutan umum seperti sedia kala! Kami seluruh kekuatan mahasiswa, seluruh Indonesia dan luar bahu-membahu bersatu-padu, bersama konfederasi buruh, tokoh-tokoh militer dan sipil yang terbuang/tersisihkan, dan seluruh rakyat akan turun serentak berhati-hari di depan gedung DPR/MPR agar SBY-JK diturunkan kalau tidak ada pencabutan kebijakan sewenang-wenang itu. Kawan-kawan, sebarkan ini ke semua komponen seluruh negeri dan jalin kerjasama dan harus kita terima kalau ada tawaran kerjasama dari pihak-pihak lain manapun di luar kekuasaan yang zalim ini. ++++
DI BAWAH SBY-JK, “BANGSA INDONESIA TINGGAL NAMA”
Oleh Sasya
Ah… tak usah memikirkan kebijakan “miring” atau kita sebut saja pembelokan BLT itu. Marilah kita bertanya dan merungkan hal pokok yang lebih besar yaitu masihkah ada bangsa Indonesia? Bangsa Indonesia hanyalah tinggal nama. Bangsa Indonesia sebetulnya sudah lama mati sejak dijatuhkannya Soekarno oleh Suharto yang disponsori Amerika (baca: CIA). Dan bangsa ini baru akan muncul lagi kalau ada gerakan reformasi total (kini reformasi sudah gagal), berarti reformasi itu tidak selesai (the unfinished reform, menurut televisi Singapura), jadi harus ada reformasi total, reformasi selesai, reformasi tuntas, atau revolusi tetpi bukan revolusi yang dulu oleh Soeharto dibelokkan dengan pembunuhan-pembunuhan, diputar-balikkan, diselewengkan oleh tim di dalm ABRI (kini TNI) yang diperalat CIA. Jadi perlu reformasi benar bukan reformasi palsu dan dipalsukan oleh SBY.
Sesungguhnya bangsa ini akan muncul lagi dan ada kalau ada perubahan signifikan itu yang segera diikuti pemilu yang dimajukan setelah terciptanya sebut saja dewan reformasi total dan nyata yang diisi oleh gabungan tokoh-tokoh terbuang sipil dan militer, serta diwujudkannya secara konkret fondasi-fondasi yang dulu dibuat Soekarno dengan benar. Sampai peringatan yang disebut “Hari Kebangkitan Nasional” (catatan: sampai saat ini tak jelas apa itu Hari Kerbangkitan Nasional yang dulu itu dan apa maknanya itu semua ketika bangsa dan negara ini pada dasarnya sudah lenyap seperti sekarang ini), yang ada kini hanyalah retorika-retorika pihak penguasa, dan tidak terjadi kebangkitan apa-apa kecuali retorika-retorika itu yang dengan piawai manfaatkan kebodohan mayoritas rakyat dan kebanayakan remaja saat ini (yang tak perduli lagi dengan politik karena dininabobokkan oleh televisi-televisi hiburan dengan agama musik pop), yang ada penguasa dan konglomerat media seperti itu yang mercuni mebodohi dan membodohi anak bangsa. Bangsa yang mati. Tak muncul dan dan emang tidak boleh muncul (oleh oleh SBY?) yang sadar atau tidak, memperalat, memanfaatkan kepala-kepala dalam aparat keamanan untuk secara tak dasar menghancurkan cita-cita proklamasi dan tatatan bangsa ini yang untuk kesejahteraan masyarakat diganti dengan kapitlisme yang diselwengkan (kapitlaisme baik, lihat Amerika) untuk keuntungan pribadi-pribadi.
Pemimpin negara tak memiliki wawasan “kenegaraan dan kenegarawanan” samasekali dan terlena di bawah ketek Amerika. Dia memanfaatkan dan dimanfaatkan dan bercokol di sana. Sementara jenderal-jenderal baru yang masih aktif tidak lagi tahu sejarah bagaimana bangsa dan negara Indonesia dibangun. Mereka seperti sapi-sapi di institusi-institusi negara gaya Myanmar dan Korea Utara (yang sedikit dimodifikasi) di sini di kepolisian (Polri), badan intelijen (BIN) dan di dalam institusi militer (TNI). Lembaga-lembaga yang masih dipegang oleh orang-orang yang tidak jelas. Kejahatan besar kemanusiaan tak kentara itu terus berjalan di negeri ini, memperdayakan rakyat bangsa sendiri. Itu tidak menguntungkan bagi negara dan bangsa.
Gerakan kita mahasiswa yang baik saat ini sebetulnya bisa ditujukan dan diarahkan (kalau ada tokoh-tokoh yang perdulu pada bangsa dan negara dan tidak takut tanpa alasan yang jelas). Tokoh-tokoh yang mahasiswa harapkan bisa menyatukan kekuatan besar nyata dan tersembunyi untuk segera mengembalikan rel yang sudah lama melenceng. Kita mahasiswa berharap ada tokoh-tokoh yang bersatu dalam kesatuan nasional menjatuhkan rezim bonek Amerika yang salah ini. Bisa dari jenderal-jenderal mulia terbuang. Politisi-politisi mulia terbuang. Aktivis-aktivis mulia terbuang. Masihkah ada tokoh-tokoh itu? Mungkin mereka sudah mati. Gerakan kebangkitan nasional, tak ada kata terlambat, bisa dibuat dan dirancang dengan menggerakkan kita-kita mahasiswa. Mahasiswa bisa dikoordinasi bersatu dengan seluruh mahasiswa Indonesia dan maahsiswa Indonesia di luar negeri secara lebih profesional, juga bersama gerakan konfederasi buruh dan gerakan rakyat. Cukup dengan cara damai. Serbu gedung DPR/MPR. Mau apa? Anda bisa saja bertanya untuk apa? Tentu untuk membuang SBY-JK. Keduanya jelas antek Amerika. Keduanya salesmen lokal yang dipekerjakan Amerika untuk mengeruk kekayaan Indonesia dan untuk mmperbodoh bangsa ini dengan baju demokrasi palsu dan kapitalisme yang diselewengkan. Juga bukan sosialis ataupun Pancasila! Maka, pelengseran SBY-menjadi penting untuk menghentikan itu dan untuk kembali ke kebangsaan dan kenegaraa Indonesia seperti yang berdarah-darah yang akhirnya didirikan cerdas oleh Soekarno. Kita mahasiswa prrrrriihatin mengapa bangsa melalui tokoh-tokohnya yang terbuang ternyata–sudah mati. Tidak ada lagi tokoh-tokoh (yaitu jenderal-jenderal mulia terbuang itu, politisi-politisi mulia terbuang itu, aktivis-akvitis mulia terbuang itu) atau tokoh-tokoh LSM-LSM itu, yang punya jiwa dan hati, mau berbuat mulia menggerakkan kami-kami mahasiswa yang haus perubahan / eformasi sejati, yang dilakukan secara cangih dan–berhasil. Kita mestinya harus segera membuang SBY-JK dan mengganti dengan yang baru. Apa justru yang terjadi? Malah kita mahasiswa diadu domba sesama mahasiswa. Banyak di antara kami pun dipukuli berdarah-darah oleh “polisi”. Kita katakan polisi dalam tanda kutip karena mereka bertindak tidak membela dan mengawal misi mulia kami dan “polisi” itu persis seperti prrrremaaaaan (maklum mereka direkrut melalui uang suap), dan tak lebih mereka itu hanya alatnya “monyet-monyet” yang berkuasa.
Bangsa ini telah lama, sedang dan terus dijajah cara halus. Berbagai kerjasama dibuat oleh penguasa dengan menjual seluruh kekayaan negara bangsa. SBY-JK melupakan (untuk tidak mengatakan tidak tahu dan tidak paham) nilai-nilai “kenegaraan dan kenegarawanan” bangsa ini. Tengoklah, Sipadan dan Ligitan diambil Malaysia dan Singapura, diam saja. Ambalat diambil dengan sangat mudah sambil tertawa oleh Malaysia., diam saja. (TNI dibuat tak berdaya dan tidak diperintahkan menembak angkatan diraja Malaysia untuk mengambil kembali hak milik bangsa ini). Ini sedikit contoh. Penguasa mengantekkan diri kepada Amerika. Pemimpin negara tak paham makna negara dan bangsa Indonesia yang didirikan susah payah dengan pengorbanan sangat besar oleh bangsa, yang didirikan oleh Soekarno. Penguasa saat ini dengan enaknya menjual sumber-sumber alam kekaayan Indonesia untuk kepentingan diri dan kelompok bukan untuk kepentingan bangsa / rakyat. Kita mahasiswa prihatin semua itu tidak akan terjadi kalau saja the founding father Soekarno masih hidup atau sistem kenegaraannya dilanjutkan dengan baik. Kalau saja ada seorang presiden seperti beliau saat ini, kalau saja muncul presiden seperti beliau, Indonesia masih hidup dan rakyat Indonesia sudah sejatera (bukan yang etnis Cina saja) seperti bangsa-bangsa pada umumnya setidaknya setingkat Malaysia atau Singpura, atau bahkan setingkat Amerika, Belanda, Swedia, yang udara dan sungainya bersih, dan yang rakyatnya semua lapisan sejahtera berkeadilan, serta tidak ada korupsi, tidak ada penyahgunaan hukum / aturan. Soekarno menangis di alam kuburnya.
Bagaimana? Apa bisa bangkit? Bangsa ini bisa bangkit kalau ada pres dan wapres yang “bener”. Kuncinya ada pada Presiden. Kita mahasiswa sudah tak tahan untuk segera mengganti SBY-JK, diganti dengan presiden yang “bener” yang ada wawasan dan juga melaksanakan sistem kesejahteraan dan pendidikan ala Eropa seperti yang digariskan olehg Soekarno dalam pasal-asal ekonomi, pendidikan dan sosial Konstitusi (UUD 1945 murninya ) yang dibuat Soekarno. Jadi harus secepatnya ada presiden selevel beliau. Yang memiliki wawasan nyata “kenegaraan dan kenegarawanan”. Presden dan wapres saat ini seperti dikatakan banyak orang, ibu-ibu, bapak-bapak, nenek-kakek dan juga oleh anak-anak, tak lebih hanyalah “petualang politik” beruntung dan diuntungkan oleh institusi-institusi yang ada yang terus disalahgunakan dan tak pernah berubah.
Presiden itu, SBY, maklum, hanya bekas orang militer yang kurang ebrkualitas. Yang pandai penipu rakyat bahkan dengan pidato-pidato kosong, pura-pura pintar. Dia dipasang oleh Amerika. Dia tidak meneruskan estafet Soekrano dan tidak menjalankan terencana dan tunduk (di bawah Repelita-repelita dan GBHN) seperti Suharto. Presiden saat ini tidak punya samasekali “kenegaraan dan kenegarawanan”, tidak tahu bagaimana membangun bangsa dan negara seperti bangsa-bangsa lain. padahal Indonesia dan bangsanya semula sudah dibangun tepat oleh seorang negarawan yang hebat yaitu Soekarno. Soekarno mengantar bangsa ini menjadi sebuah bangsa dan negara, namun hanya tidak lama kini telah hancur tinggal nama. Sohearto memang melanggar HAM namun dia membangun ekonomi Indonesia. Soeharto jatuh / dijatuhkan. Setelah “reformasi” 1998, negeri ini dipegang teledor dan semborno oleh presiden-presiden pengganti Soeharto (yaitu Habibie, Gus Dur, Megawati, dan kini SBY) yang tidak jelas kebijakan-kebijakannnya dan mereka tidak paham bahwa mereka harus melanjutkan estafet membangun bangsa dan negara baik dan tepat seperti digagskan (tidak perlu mikir baru) oleh Soekarno. Tokoh-tokoh itu terlena dan ikut membawa hancur kehancuran penghancuran tak kentara bangsa dan negeri ini. Kini SBY-JK membuat lebih parah lagi. SBY semakin menghancurkan fondasi-fondasi kenegaraan yang sudah digariskan Soekarno. Malapetaka!
Wapres saat ini, JK, hanyalah pedagang, bahasa krennya pengusaha, yang tentu saja tidak berwawasan kenegaraan apalagi kenegarawanan samasekali kwadrat. Namanya juga pedagang, dan oportunis sekali dan samasekali tak paham makna sebuah bangsa dan negara, samasekali tak mengerti perjuangan dibentuknya Republik Indonesia yang dahulu diperjuangkan dengan tumpahan darah jutaan anak bangsa melalui berbagai pemberontakan tak henti-hentinya yang masif, suatu kebangkitan sejati bukan palsu, hingga akhirnya terbentuklah Republik Indonesia. Soekarno mengantar bangsa ini dengan tepat dengan fondasi-fondasi kenegaraan yang benar pula. JK hanya tahu sebagai makelar. JK hanya membuat etnis Cina / Tionghoa di negeri ini semakin kaya dan merampok dan samasekali tidak mau berasimilasi / menyatu dengan perkawinan dengan pribumi. Lalu apa guna etnis Tionghoa! Menyatakan sebagai anggota bangsa tidaklah ukup dengan kata-kata. Etnis ini memanipulasi (kerja paksa) orang-orang pribumi yang dijadikan karyawan perusahaan mereka yang diperoleh dari KKN dengan penguasa, karyawan-karyawan pribumi di posisi apapun dibayar sangat murah dibanding dengan karyawan etnis sesama Tionghoa yang jumlah gaji mereka harus dirahasiakan (tidak trasparan) di perusahaan milik Tionghoa manapun di Indonesia. Kedua pemimpin negara itu, SBY-JK, hanya menciptakan dan melanggengkan dan merekayasa dengan sistematis dari warga pribami sendiri kelas pekerja pribumi yang dibayaer murah, kuli-kuli, buruh-buruh pribumi yang tereksploitadi termanipulasi, pengamen-pengamen dan pengemis pengemis serta pedagang-pedagang kakilima naik-turun bis umum (yang(dikatakan pekerja sektor informal?! gila yang membuat kebijakan begitu) yang memaksa penumpang membeli dan kalau tak dibeli mukanya marah, inilah rakyat bangsa yang dibuat dan dibangun SBY-JK, sepajang-panjang bunda mengandung, hanya ada di tanah air Indonesia, tidak ada bangsa lain seperti semenderita dan sesulit dan dibuat menderita seperti itu! Kurang ajar! Kurang ajar juga pengusaha / konglomerat etnis Tionghoa Indonesia, bakar saja mereka!!! Mari kita buat kerusuhan masif masal !!!
Mungkin bangsa Indonesia, republik ini, akan mampu bangkit lagi menjadi bangsa dan negara yang besar seperti bangsa-bangsa lain? Tidak mungkin. Tak ada premis-premis yang bisa digunakan untuk membuat tesis ke sana. Tidak ada tanda-tanda itu. Samasekali. Terlanjur hancur. Dihancurkan oleh orang seperti SBY-JK. Sementara itu tokoh-tokoh lain yang saat ini terbuang (dan juga tidak muncul tokoh muda), jiwanya sudah mati. Bangsa Indonesia adalah tempat eskploitasi manipulatif Amerika dengan kepemimpinan negara seperti ini yang tak berani dan tak jelas haluan kenegaraannya. Pun jangan berharap kita mahasiswa dan rakyat berharap dia akan seperti Hudo Chaves atau Evo Morales yang berani menentang dan melawan Amerika dan meninjau ulang dan bahkan menasionalisasi perushaan-perusahaan strategis negara mereka untuk konkret membangun pendidikan yang terjangku oleh semua dan mensejahterakan rakyat bangsanya. Presiden kita saat ini bahkan meninjau ulang kontrak-kontrak yang sudah lama merugikan bangsa aar lebih menguntungkan bangsa pun tidak berani. Dia jelas kepanjangan tangan neo-konilasime Amerika. Maka oleh Amerika, tak henti-hentinya bongkahan-bongkahan besar emas dikeruk dan diangkut dari Irian Jaya, juga milyaran barel minyak dari Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Kini, apa yang terisisa buat rakyat yang nenek-moyangnya dulu berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah dan akhirnya terbentuk sebuah bangsa dan negara Indonesia. Ternyata, SBY-JK tidak melanjutkan estafet politik dan ekonomi Soekarno, politik dan ekonomi UUD 1945, politik dan ekonomi bangsa Indonesia. Ternyata di bawah SBY-JK, bangsa Indonesia hanyalah tinggal nama.
INDONESIA DI BAWAH SBY-JK, HANCUUUUUR!!
Oleh Sasya Hasyim
Jangankan soal BLT untuk mahasiswa (baca: BKM), oOrang bilang SBY-JK kerjaannya toh hanya berwacana dan tak banyak berbuat, tak ada yang dibangun signifikan, tak ada yang dipecahkan, tak ada hukum berjalan di rel yang benar, tak juga mensejahterakan rakyat. Kebijakan mereka buruk dan jahat (kasus: BLT/BKM). Kebijakan itu juga dianggap melecehkan dan menyuap. Kenaikan gila-gilaan BBM menjepit rakyat. Rakyat sudah banyak yang mati, dibunuh, membunuh anggota keluarga sendiri, karena kesengsaraan ekonomi mereka yang diperparah langsung maupun tal langsung olrh SBY-JK. SBY-JK seakan-akan berkata yang mati biarlah mati dan yang teraniaya biarlah teraniaya. Inilah gambaran Indonesia dibawah pemerintahan SBY-JK. Sementara Indonesia sebagai bangsa sudah mati dan tinggal nama. Kita kali ini tidak membahas itu. Tetapi kita tetap fokus dalam demo-demo kita, demo-demo damai itu jalan terus, kian besar dan terencana, sampai kenaikan gila-gilaan BBM yang menindas rakyat dan BLT yang melecehkan dan menyuap itu dibatalkan SBY-JK. Kita kali ini bicara soal lain yaitu soal demokrasi dan reformasi, pembangunan dan kebebasan beragama.
1. Reformasi dan demokrasi. Reformasi dan demokratsi diselewengkan. Kini rakyat dalam ketidakpastian dan tak ada yang tahu kemana negeri ini dibawa. Cita-cita kemakmuran dan kesejahteraan buat rakyat (jadi tak hanya etnis sebagian dari kita yang lebih beruntung, etnis Tionghoa dan kelompk elite berkuasa) itu kini lenyap sudah setelah Indoneisa di bawah SBY-JK. Elit kekuasaan masih bermental kekuasaan ala Myanmar dan Korut hanya dengan sedikit modifikasi, lebih halus, lebih Pancasila-lah. Elit membelokkan reformasi yang dulu diperjuangkan senior-senior kita dan kita semua mahasiswa tahun 1998. Kini yang terjadi di negeri ini adalah fake democracy,demokrasi palsu, atau boleh juga kita sebut facade democracy, demokrasi hanya kulit saja. Maka kita susah untuk bermimpi ada demokrasi ditegakkan di negeri ini seperti demokrasi yang benar sebagaimana yang dimaksud Barat yaitu untuk kesejahteraan rakyat untuk penegakan humum untuk civilized nation, bangsa madani. Demokrasi dan reformadi di negeri ini sesungguhnya diselewengkan dan dibengkokkan. Keliru kalau dikatakan demokrasi di sini kebablasan. Keliru dan kalau mengatakan seperti itu jangan-jangan kita sudah terbawa menghancurkan demokrasi itu sendiri. Yang terjadi adalah demokrasi dan reformasi itu diselewengkan. Reformasi tak selesa (the unfinished democracy, istilah CNI, televisinya pemerintah Singapura). Yang terjadi malah pembodohan di saat rakyat kelaparan melarat dan dimelaratkan. Kita dibodohi dengan hanya euforia “demokrasi atas nama”. Hanya kebebasan bicara sementara ekonomi hancur. Rakyat dihibur dengan kebijakan pembodohan. Contohnya kebijakan BLT / BKM dengan Rp 300.000,- (tiga ratus ribu perak untuk keluarga meskin) dan Rp 500.000,- (lima ratus ribu perak untuk mahasiswa miskin). Padahal uang itu cuma 1/5 – 1/100 daripada “uang jajan” anak-anak elit itu. Itu tak selesaikan pokok permasalahan. Semua orang tahu, permasalahan pokoknya adalah korupsi khususnya di birokrasi negeri ini. Korupsi itu lepas kendali dan masif. Meluas. Tidak takut. Pimpinan nasional tidak ditakuti. Dan SBY-JK tidak memerangi serius korupsi. Memberantas korupsi sebagian. Padahal, SBY-JK harusnya membangun penjara raksasa, Alkatras Indonesia, terlebih dulu lalu menjebloskan seluruh koruptor dan ilegal logers. SBY-JK tidak serius memerangi ilegal loggers yang merugikan keuangan negara yang mengungtungkan “raja-raja” daerah, aparat dan pemda yang dibeking orang pusat. Korupsi dan ilegal logging kian menghancurkan ekonomi Indonesia dan membuat rakyat banyak tidak kebagian haknya dan anak-anak buruh, petani, nelayan tidak dapat sekolah murah sampai universitas, karena universitas negeri pun kini sangat tak terjangkau mereka. Padahal makin sedikit korupsi makin makmur dab berkeadilan rakyat sebuah negara, dan makin besar korupsi maka makin miskin rakyatnya.
2. Soal pembangunan. Adakah SBY-JK membangun negeri ini? Mungkin lebih banyak membangun wacana dan -janji. Padahal banyak bangsa-bangsa lain sudah lama memiliki, sudah membangun dan sedang membangun nyata sistem angkutan umum masal dengan giat dan baik. Mari kita tengok pemerintah RRC yang giat membangun angkutan masal, salah satu prioritas utama pembangunan negeri bambu itu. Kini RRC terakhir punya sebuah angkutan masal terbaru, keretaapi cepat jarak-sangat-jauh, bersih, aman dan nyaman, dari Beijing sampai Lhasa, sebuah kota di kawasan gunung Himalaya “atap dunia”, tempat lahirnya Dalai Lama, dan trek kereta yang menyusuri di sela dan atas pegunungan dekat Himalaya itu dijaga ketat oleh Tentara Rakyat Cina beserta barak-barak permanennya, hingga perjalanan dijamin sangat aman. Sebelumnya RRC sudah punya jaringan KRl-KRL Beijing dan ke kota-kota satelitnya, Jabodetabeknya. Maka mungkinkah SBY-JK sedikit berpikir ke arah itu dalam arti bukan wacana, sambil apalagi membuat rakyat Indonesia sejahtera? Sementara Thailand, Malaysia, Singapura sudah lama punya jaringan KRL-KRL representatif standar global seperti itu, bersih, cepat, tepat waktu, nyaman, aman. Jangan lagi bicara bangsa-bangsa maju lainnya. Indonesia kemana? Indonesia ke jalan korupsi merajalela. Tak ada yang berubah dari waktu ke waktu. Mobil makin padat di jalanan. Tak ada jaringan KRL seperti yang kita sebut tadi, cepat, tepat waktu, aman dan nyaman seperti di tiga negara tetangga kita minimal saja. Kini ongkos KRL dan keretaapi di Indonesia jatuhnya mahal kalau dibanding rata-rata pendapatan warga Indonesia. Tak ada angkutan umum masal yang mewakili itu membuat kendaraan semakin banyak di jalanan. Akhirnya pemerintah sendiri kekurangan BBM (jumlah mobil luarbiasa banyak). Bangsa-bangsa lain jumlah mobilnya sedikit dan jalanan relatif sepi kendaraan karena mereka punya jaringan KRL dan keretaapi seperti tersebut di atas. Mereka tidak impor BBM banyak-banyak. Semua jaringan KRL ada di seluruh kota mereka dan digerakkan listrik dari PLTN-PLTN. Jadi kalau menentang PLTN atas nama lingkungan itu bullshit! Dengan PLTN yang aman itu membuat udara kota-kota sangat bersih, dan tak ada BBM bertimbal yang berpolusi hitam (the leaded patrol) tidaaak ada, tidaaak ada. Itu hanya ada di sini di Indonesia, dan bbm jelek itu malah dijual mahal hampir seharga BBM non-timbal (unleaded patrol yang bersih) seperti di bangsa-bangaa maju, sementara daya beli rakyat sangat rendah. Ini pemerintahan macam apa? Internet juga mahal dan tidak dibuat masal. Tak usah bicara internet, ketinggalan total. Maka pemerintah ini memang tak punya konsep membangun negara! Kalah dengan Suharto yang pelanggar berat HAM! Juga bagaimana membangun negara kalau pemerintah tidak dibekali, tak ditaatkan dan tidak punya GBHN atau Repelita-repelita katakan ala zaman Suharto dulu. Bullshit lah. Mana mungkin membangun tanpa haluan tanpa pedoman. Di negara-negera Eropa dan juga di Asia ambil saja Malaysia, Singapura, Thailand, apalagi Korsel, rakyatnya tidak perlu beli mobil dan cukup pakai KRL-KRL bagus yang tidak seperti disini. Maklum pemerintah mereka tidak banyak korupsi. Jaringan KRL mereka sangat mewakili dan ongkos jatuhnya sangat murah dibanding pendapatan / gaji warganya. Indonesia dibawah SBY-JK bagaimana? Birokrasi Indonesia hobi dan gila korupsi terus akibat pimpinan nasional tidak dilihat berwibawa dan tidak punya tangan besi menindak sementara hukum tak jalan. Semua porsi keuntungan hasil bumi hilang, uang pembangunan lenyap. Konsep sistem angkutan umum malah mengandalkan sistem jalan raya utnuk mobil yang jelas-jelas sudah membuat bencana sistem angkutan tetapi konsep itu tetap dipakai. Pembangunan mass transit yang hanya sedikit itupun lamban. Sementara, kita lihat (kita mahasiswa kadang suka ke mall juga) penjualan mobil di mall-mall semakin laku. Negara gila tanpa konsep. Nyata-nyata kita tak punya cukup sumber BBM.
3. Soal kebebasan beragama. Beragama dijamin Konstitusi (UUD 1945 saat ini dan UUD 1945 yang dulu)). Namun orang-orang Ahmadiyah dianiaya cuma karena kabar yang kuat atau fitnah bahwa Ahmadiyah tidak sesuai dengan Islam. Padahal kalau anda tahu dan teliti, Ahmadiyah semua ajaran-ajaran dan amalnya Islam murni dan tak ada yang menyimpang dalam ajaran itu. Kita hendaknya jangan mudah terbawa fitnah yang dilakukan oleh pihak yang tak brrtanggung jawab yang cuma untuk tujuan dan kepentingan politik jahat dan persaingan. Ahmadiyah seperti kita saksikan malah beramal nyata, membagi-bagi sembago buat si miskin dan itu mereka lakukan tulus dan malah dicurigai untuk menyebarkan Ahmasiyah. Picik sekali. Apa yang dilakukan orang-orang Ahmadiyah itu justru membantu meringankan pemerintah SBY-JK yang ternyata tak memberikan makan kepada rakyat. Padahal pemerintah harus mensejaherakan rakyat keseluruhan (amanat Konstitusi!). SBY-JK malah memberi lebih banyak kepada etnis yang sudah lama sejahtera (etnis Tionghoa). Ketidakadilan dan penganiyaan dilakukan terhadap Ahmadiyah yang juha warga Indonesia. Mesjid mereka di Sukabumi dibakar habis oleh orang-orang tak bertanggungjawab yang dimotori orang-orang di MUI, suatu tindakan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama dan kebebasan beragama tetapi dibiarkan SBY-JK. Kita mahasiswa-maahsiswa yang merangkum artikel ini bukan orang-orang Ahmadiyah. Namun kami sebagai mahasiswa yang mencoba berpikiran dan berinvestigasi melihat bahwa Ahmadiyah ajaran yang sangat damai dan mensejahterakan. Justru kami tidak mengerti mengapa SBY-JK tidak memberi hukuman kepada orang-orang penganiaya warga Ahmadiyah, padahal preman-preman itu nyata-nyata melakukan kejahatan. MUI juga harusnya sudah dibubarkan karena orang-orang dalam MUI itu bukan ulama dalam arti yang benar dan sesungguhnya, melainkan hanya alat politik warisan Orba.
Kami kumpulan dan jaringan mahasiswa dan kami berharap masyarakat kita hendaknya tak mudah terjebak dengan celotehan (fatwa?) ulama-ulama palsu MUI itu. Kami juga sudah menyaksikan sendiri, Alquran dan Mohammad merupakan kitab suci dan nabinya warga Ahamdiyah pula. Ini memperkuat juga bahwa Ahmadiyah murni aliran agama yang baik dan juga masih sesuai dengan Islam. Mengapa mereka dianiaya? Dan mengapa polisi membiarkan penganiaya itu dan tidak menegakkan hukum dan keadilan terhadap preman-preman berkopuah dan berjenggot panjang yang diperalat itu? Dan puncaknya mengapa SBY-JK diam kata? Hukum dan keadilan di Indonesia adakah? Semoga ini mencerahkan teman-eman dan selluruh pembaca. dan kita? Kita mahasiswa terus fokus khususnya mengawal “amanat penderitaan rakyat” (turunkan BBM, dan kalau tidak maka turunkan SBY-JK!), kita demo terus hingga hak kenaikan BBM diturunkan seperti sedia kala, dan BLT / BKM dibatalkan.
3) Kesimpulan. Kesimpulan cukup kami ambilkan dari Maylan Makikama dalam sebuah koran di jakarta, sejujurnya saya lebih suka sistem pemerintahan dahulub di bawah Soeharto karena waktu itu tidak ada banyak kendala bagi rakyat, semua tertib dan aman dan disiapkan. Sebaliknya, kini di bawah SBY-JK, terlalu ideal tetapi tidak melakukan apa-apa dan hanya menambah penderitaan bagi rakyat, pemerintahnya kacau dan tidak tertib, penuh korupsi. Reformasi apaan itu? Sudah di luar jalur! Itu kata Maylan Makikana, seorang pembaca koran itu. Selamat berjuang, kita seluruh mahasiswa. Hidup perjuangan! Merdeka! Tidk juga. Teriakan itu kita ganti saja: Kapan merdeka! Kapan merdeka! Kaaaaapan Merdeka!!! Ah!!!
BUNUH RIZIQ, BUNUH MUNARMAN!
Dari perilaku dan sandiwara polisi yang tidak jelas, Polisi sengaja dan terang terangan melindungi Munarman dan Riziq, preman dan habib palsu. Munarman disembunyikan polisi dan Riziq diindungi. Bunuh Riziq! Itulah polisi Indonesuia, akal sehat diputar balikkan polisi. Sesuai KUHAP, pelaku kriminal yang menjadi tersangka seperti Riziq dan Munarman, harus ditahan dan ditangkap. Namun polisi bersandiwara, menggerakkan puluhan polisi dengan senjata lengkap ke kantor pusat FPI, menangkap Riziq tapi hanya pura pura. Riziq tidak ditahan malah dilindungi! Polisi nyata nyata tidak menegakkan hukum dan keadilan. Polisi sengaja melecehkan hukum yang mestinya mereka tegakkan! Polisi takut sipa? Ini jelas FPI adalah organisasi preman yang sengaja dipelihara dan dieprtahankan Polisi. Polisi melecehkan hukum di depan rakyat Indonesia. Rakyat menyaksikan pembodohan oleh polisi melalui televisi dan langsung. Padahal mahasiswa yang berdemo membela rakyat ditangkapi, ditahan lebih dari 12 hari! Polisi gila. Pemerintah SBY-JK gila, membiarkan Polisi melanggar hukum sendiri! Gara gara SBY tidak tegas. Mari kita jatuhkan SBY-JK! Kita mahasiswa tidak bisa dibelokkan. Demo menentang kenaikan BBM / BLT jalan terus. Mahasiswa dan buruh mendukung pemenjaraan Riziq dan penangkapan pemenjaraan Munarman serta pembubaran segera FPI. Mahasiswa mendukung sepenuhnya Hizbut Tahrir, NU, Muhammadiyah, ummat Kristiani, Hindu, Buddha, yang mendesak pembubara FPI. Kita bersatu dan bergerak, menekan SBY-JK dengan dua agenda utama: Bubarkan FPI, dan batalkan kenaikan BBM/BLT/BKM! Tahan Riziq, tangkap Munarman. Hidup kerukunan beragama. Hidup Ahmadiyah! Hidup Ahmadiyah. Hidup ummat manapun. Kebebasan beragama dijamin penuh UUD 1945. Mari kita hajar FPI. Mari kita hajar Pemuda Pancasila khususnya Yapto kalau mereka membela FPI! Kita tangkap juga Yapto! Bunuh Riziq, bunuh Munarman. Bersatulah saat ini, Hisbut Tahrir, juga NU dan Muhammadiyah, harus bersatu dan bergerak. NU Maduro dan Jatim harus obrak-abrok kantor-kantor perwakilan FPI se Indonesia, jangan sakiti wanita dan anak-anak. dan mari bakar, bakar dan bakar kantor-kantor FPI se Indonesia. Kasihani dan lindungi perempuan dan anak-anak. Anggota FPI yang melawan, balas sakiti! Fokus kita: Bunuh Riziq, bunuh Munarman. Mari kita minta bantuan senjata Amerika, lawan polisi Indonesia kalau terus saja melindungi kriminal Riziq dan Munarman dan Yapto yang ikut-ikutan!
PERHATIAN:
Tolong sebarkan ke situs situs web NU, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, BEM-BEM se Indonesia, organisasi buruh pula. Saatnya abang-abang dan kakak kakak wartawan wartawati bersikap akal sehat dan membantu yang lemah, rakyat Indonesia, kalian jangan terlena.