Salah satu aspek positif dari liputan ke lapangan adalah senangnya perjalanan liputan ke luar negeri. Peliputan ke luar negeri selain sifatnya jalan-jalan tetapi juga akan menambah wawasan. Liputan luar negeri ini kalau baru pertama kali sangat menyenangkan, penuh surprise dan banyak kejutan. Kesalahan administrasi dan teknik liputan mungkin banyak dilakukan namun banyak belajar dari perjalanan itu.
Beberapa aspek yang positif dari liputan ke luar negeri.
1. Bagi wartawan yang domisili di Jakarta atau kota lain, sepertinya bentuk kepercayaan dari lembaga media mengutus kita ke luar negeri. Selain ongkosnya besar tetapi juga risikonya tidak sedikit. Kepercayaan itu meliputi kepercayaan profesional, administrasi dan personal. Artinya, secara profesi mereka yang diutus ke luar negeri sudah diakui kualitas liputannya. Secara administrasi, dianggap mampu mengelola pengeluaran selama di luar negeri serta personal adalah kepercayaan dari pemimpin redaksi untuk menugaskannya meskipun tentu atas rekomendasi editor atau redaktur pelaksana.
2. Bertemu orang asing ! Pertemuan dengan nara sumber berbahasa asing akan mendorong kita banyak belajar. Selain didorong belajar menangkap apa yang dikatakan nara sumber tetapi juga bagaimana menuliskan apa yang dikatakan nara sumber itu. Jika orang asing itu berbahasa Inggris, tentu sangat menyenangkan berlajar berbagai hal dari bahasa asing pertama di dunia ini. Jika Anda mampu berbahasa Arab, Perancis atau mandarin, akan semakin menyenangkan belajar bahasa asing tersebut. Bahkan dalam pergaulatan sehari-hari, booking hotel, transportasi dan belanja akan dirasakan betapa manfaatnya belajar bahasa kedua ini.
3. Bertemu budaya baru. Jika Anda datang ke negara-negara Barat seperti di Eropa maka akan dirasakan berbeda dengan apa yang dihadapi di Indonesia. Mulai masuk bandara, masuk transportasi umum, masuk hotel dan kemudian melihat sekitar akan terasa sekali berbeda budaya dan bahasanya. Negara maju adalah ajang untuk belajar banyak hal mulai dari skills dan pengetahuannya. Buku-buku tentang jurnalistik atau tema tertentu yang menjadi minat kita akan banyak tersebar di toko buku. Tentu saja belanja ini memperhitungkan anggaran karena kurs dollar yang tinggi. Namun demikian kesempatan browsing di toko buku merupakan pengalaman menyenangkan.
4. Bergaul dengan sesama jurnalis. Di dunia ini jurnalistik telah merupakan bagian penting. Konon di Amerika telah menjadi institusi keempat dari tiga lembaga politik yang ada selain legislatif, yudikatif dan eksekutif. Pengalaman penulis bertemus sekaligus tiga ribu wartawan dari seluruh dunia dalam acara liputan Konferensi perdamaian Timur Tengah di Madrid tahun 1991 merupakan bukti bahwa pekerjaan dan tugas serta profesi jurnalistik adalah sebuah karir global. Selain akan memberikan input kepada kita bagaimana bergaul dengan sesama jurnalis dari mancanegara mulai dari surat kabar, radio dan televisi maka kita akan menemukan profesi yang luas dan tempat yang terhormat dalam masyarakat. Di barat, seorang wartawan senior bisa bercanda dan bergaul erat dengan seorang perdana menteri atau presiden. Tentu ini berbeda dengan keadaan di Indonesia namun setidaknya memberikan perspektif bagaimana tugas jurnalistik di dunia ini. Pengalaman bertemua wartawan Perancis dan Turki dalam liputan Perang Teluk di Dhahran, Arab Saudi tentu tidak dapat dilupakan. Daya kritis wartawan Perancis terhadap Amerika memberikan pengalaman baru bahwa sudah biasa seorang jurnalis itu kritis kepada negara manapun terhadap negara besar seperti Amerika.
Ada beberapa aspek lagi dari sisi menyenangkan dan positif liputan ke luar negeri ini. Dalam kesempatan lain akan kita bahas lagi.