Setelah menemukan tema, menyusun rencana, menjadwalkan tulisan, jangan lupa pula menyusun daftar nama yang telah dikenal.
Daftar kontak ini penting untuk mencari orang yang tepat diwawancarai dan dimana mereka berada. Salah satu kesulitan untuk meliput di lapangan adalah menemukan orang yang pas untuk liputan apakah dia seorang dosen, pakar di pusat kajian, pengusaha, pejabat, aktivis partai atau tokoh masyarakat yang dikenal di media massa.
Sesudah menemukan orang yang tepat – kalau mungkin janji menelpon dari kantor atau mengirim fax untuk janji wawancara – langkah selanjutnya menjadwalkan mereka kapan ditemui. Meliput ke luar negeri harus diingat memiliki hambatan dalam soal waktu dan tempat. Kita memiliki waktu terbatas dan pada saat bersamaan mungkin belum mengetahui dimana nara sumber berada dan bagaimana cara sampai ke tempat mereka. Jika negara yagn dikunjungi berbahasa Melayu seperti Malaysia atau Brunei, hambatan mencari lokasi nara sumber mungkin tidak begitu besar.
Namun jika kita datang ke negara tetangga seperti Filipina dan Singapura maka kemampuan berbahasa menjadi salah salah bekal yang penting. Seni bertanya tidak hanya ketika wawancara tetapi juga ketika memesan taksi, menanyakan ke hotel lokasi tempat tersebut dan mengalokasikan waktu untuk wawancara.
Jika di Jakarta saja karena kondisi lalu lintas macet wawancara dengan dengan tiga orang di tempat berjauhan merupakan perstasi luar biasa, apalagi di luar negeri. Senin mencari lokasi dimana kita akan melakukan wawancara, mengontak nara sumber dan mengatur waktu tidaklah mudah. Diperlukan sedikit trial and error sampai kita benar-benar dapat mengatur waktu dengan baik, tergantung semua faktor kesalahan di jalan.
Jika memungkinkan dan memiliki nomor kontak nara sumber maka tentu saja terlebih dahulu memberitahu mereka akan kedatangan kita. Dimana janji bertemu dan apakah perlu kita datang dengan menggunakan taksi atau tidak.
Pengalaman ketika meliput tokoh oposisi yang dicari pihak berwenang, kita wawancara malah dilakukan di kantin hotel seraya melirik ke kiri dan kanan, khawatir intel mengintai.
Wawancara dengan kalangan akademis, pegiat partai, pejabat, tokoh masyarakat diperlukan kesabaran dan pengaturan yang tepat mengenai waktu. Namun wawancara dengan nara sumber yang dicari aparat berwenang karena kegiatan politiknya, tokoh oposisi yang selalu dibuntuti intel, tidaklah mudah. Ada faktor risiko dimana kita sendiri bisa terpengaruh. Oleh karena itu pertimbangan keamanan diperlukan sekali.
Menyusun daftar wawancara dengan nara sumber penting berita misalnya ketika meliput pemilu tentu tidaklah segampang kita menemui pejabat di Jakarta. Selain mereka tidak mengenal kita, mungkin asing karena masalah bahasa, banyak faktor lain yang bisa muncul di lapangan misalnya terhadang kemacetan, banjir atau unjuk rasa sehingga rencana wawancara bisa buyar karena masalah lalu lintas. Disinilah mengapa waktu ini harus diatur sehingga jauh sebelum wawancara berlangsung kita telah berada di lokas sampai beristirahat.
Faktor kita asing dimata nara sumber perlu diyakinkan dengan kartu nama atau penampilan kiat. Rasa percaya diri saat bertemu dan penampilan yang sopan akan memberikan rasa aman dan ketenangan kepada kita saat wawancara.