Kenangan dengan Aung San Suu Kyi terasa masih baru. Padahal wawancara itu kalau tidak salah terjadi tahun 1995. Namanya sampai sekarang menjadi perbincangan dunia.

Orang yang pernah bertemu dengan Suu Kyi akan terpesona dengan kepribadiannya yang bersahaja, keteguhannya dan pengorbanannya bagi Birma atau Myanmar.

Menyaksikan bagaimana dia membakar para pendukungnya untuk tetap teguh dalam perjuangan, mengingatkan kepada ayahnya yang juga seorang pejuang.

Suu Kyi memang simbol keteguhan dan kekukuhan. Dia sebenarnya sangat mencintai rakyatnya sehingga rela mengorbankan diri dan keluarganya.

Pertemuan dengan Suu Kyi adalah bagian dari perjalanan jurnalistik mengunjungi negeri tertutup ini.

Secara singkat merencanakan wawancara dengan Suu Kyi di tengah perburuan sekitar 200-an wartawan yang hadir sesaat setelah dia dibebaskan dari tahanan rumah saat itu, merupakan keunikan tersendiri.

Sejak dari Jakarta, sudah bertekad mewawancarai Suu Kyi. Hanya bagaimana caranya ? Wawancara dengan sejumlah tokoh dalam dan luar negeri adalah tantangan kerja dari seorang jurnalist. Mengingat kembali pengalaman itu terasa masih segar.

Pertama, mendekati Suu Kyi di rumahnya yang dikelilingi ratusan pendukungnya setiap hari bukanlah hal mudah. Apa langkah pertama ? Kita akan kaji dalam pertemuan selanjutnya.

Suu Kyi